SOLOPOS.COM - Dua sapi milik pejagal sedang ditempatkan Rumah Potong Hewan yang berada di Dusun Dagangan, Desa Ngaglik, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Minggu (5/6/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Dusun Dagangan di Desa Ngaglik, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah lama dikenal sebagai tempat berkumpul pedagang sapi dan jagal sapi.

Kenyataan ini diperkuat dengan keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri yang berada di dusun tersebut. Belum lama ini, Solopos.com mengunjungi dusun tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lokasinya tak jauh dari jalan utama penghubung Kecamatan Bulukerto-Purwantoro. Ketika menyusuri rumah-rumah warga, hampir selalu dapat ditemui kandang ternak. Isinya sapi maupun kambing.

Berdasarkan data pemerintah Kecamatan Bulukerto pada 2020, populasi sapi potong di Desa Ngaglik sebanyak 833 ekor. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan populasi sapi di desa lain mencapai 1.000 ekor.

Tetapi, ada hal yang membedakan adalah jumlah pedagang dan jagal sapi di Desa Ngaglik banyak. Camat Bulukerto, Djuwariyah, menuturkan banyak sapi yang masuk maupun keluar dari Desa Ngaglik karena menjadi tempat pedagang dan jagal sapi.

Baca Juga : Bukan Tanaman, Ternyata Ini Asal Nama Candi Sirih di Weru Sukoharjo

Namun, ia tak menjelaskan sejak kapan hal itu dimulai. Demikian hal dalam sejarah Desa Ngaglik. Tidak disebutkan kapan dan bagaimana proses hingga banyak pedagang dan jagal sapi tinggal di Dusun Dagangan. “Di Desa Ngaglik itu isinya dari dulu jagal, blantik, pedagang sapi,” kata Djuwariyah saat dihubungi Solopos.com, Senin (13/6/2022).

Kepala Desa (Kades) Ngaglik, Parman, juga tak mengerti kapan mulanya warga Dusun Dagangan banyak yang bekerja sebagai pedagang sapi. Yang ia tahu, alasan banyak warga berdagang sapi, salah satunya bisnis itu menjanjikan.

“Saya sendiri asalnya dari Dusun Dagangan. Dulu sempat berdagang sapi juga. Awalnya tertarik karena melihat bisnis sapi tetangga berhasil. Lalu saya ikut mencoba. Dulu awalnya juga begitu, dari satu orang ke orang lain dan menular ke banyak orang,” terang Parman, Minggu (5/6/2022).

Selain pedagang sapi, sambung dia, banyak warga Dusun Dagangan bekerja sebagai jagal sapi. Parman menyebut setidaknya ada empat jagal sapi resmi yang memiliki izin usaha. Kendati demikian, ia meyakini jumlah jagal sapi di Dusun Dagangan lebih banyak dari itu.

Baca Juga : Unik, Ada Ayam Ini di Sejarah Penamaan Desa Cemani Sukoharjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya