SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan gang Desa Gumpang, Kartasura, Minggu (26/3/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tidak ada sumber resmi yang menyatakan secara pasti asal-usul Desa Gumpang di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Sebagian warga meyakini Desa Gumpang dulunya merupakan tempat pemecahan segala masalah. Versi lainnya, desa ini pernah jadi tempat pelarian Raja Keraton Kartasura ketika geger pecinan.

Ditemui Solopos.com, Jumat (25/3/2022), Sekretaris Desa Gumpang, Benny Raharjo, mengaku tak tahu banyak soal asal usul desanya. Sejauh yang ia ketahui, nama Desa Gumpang diambil dari kata gampang yang konteksnya saat itu adalah mudah memperoleh jalan keluar atau solusi untuk melawan Belanda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau yang saya tahu Gumpang itu karena orang zaman dulu kalau ada masalah kemudian dipecahkan di sini [di Gumpang] jadi gampang. Di Gumuk Windan, juga ada makam, mungkin itu petilasannya,” katanya di Kantor Desa Gumpang.

Baca Juga: Omzet Usaha Emping Melinjo di Gumpang Kartasura Naik Saat Pandemi

Sejarah tersebut telah dicantumkan dalam portal resmi Desa Gumpang. Dalam laman gumpang-sukoharjo.desa.id dituliskan pada waktu penjajahan Belanda, Raden Mas Joko Pabelan yang merupakan anak dari Tumenggung Mayang singgah di suatu tempat yang sekarang menjadi Desa Pabelan.

Dalam persinggahan tersebut Raden Mas Joko Pabelan sering mengadakan musyawarah dengan tokoh warga untuk melawan Belanda. Ia dengan mudahnya dapat memperoleh jalan keluar atau solusi.

Setelah dengan mudah atau gampang mengusir Belanda di wilayah Pabelan dan sekitarnya, maka kata Gampang menjadi sutau nama tempat, yang kemudian beralih menjadi kata Gumpang.

Baca Juga: Asale Coyudan, Pusat Toko Emas Pertama di Solo

Dalam perjalanan waktu, Gumpang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Gumpang Lor dan Gumpang Kidul. Di mana Gumpang Lor sebagai dukuh yang masuk dalam wilayah Desa Pabelan dan Gumpang Kidul yang sekarang menjadi Desa Gumpang. Pada waktu itu Desa Gumpang pertama kali dipimpin oleh seorang demang yang bernama Raden Demang Djogo Taruno (1855-1925).

Makam Misterius

Seperti diberitakan sebelumnya, Desa Gumpang memiliki dua makam yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Makam di Gumuk Windan, Desa Gumpang, yang diduga peninggalan leluhur dan keramat tersebut ada sudah sejak tahun 1923-an.

Warga setempat dan pihak desa dikabarkan akan menggandeng pihak Radya Pustaka Solo mengungkap dua makam itu. Menurut informasi warga desa setempat, makam ini merupakan makam seorang bayan di zaman dulu.

Baca Juga: Sejarah Benteng Vastenburg: Saksi Bisu Tekanan Belanda ke Keraton Solo?

Warga berencana menjadikan lokasi Gumuk Windan sebagai tempat wisata setelah identitas dua makam tersebut terungkap.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa Gumpang, Sutrisno, menyatakan ada versi berbeda soal sejarah Desa Gumbang ia dengar dari orang tua zaman dulu. Mereka mengatakan Desa Gumpang merupakan tempat pelarian Raja Keraton Kartasura, ketika geger pecinan.

“Dulu Desa Gumpang awalnya digunakan sebagai tempat pelarian Raja Keraton Kartasura, ketika geger pecinan. Singkat cerita, ketika Sunan Amangkurat V duduk di bawah pohon kejatuhan pang [ranting] lalu gelempang [tersungkur] dari sanalah nama Gumpang tersebut ada,” terangnya saat ditemui Jumat di Kantor Desa Gumpang.

Baca Juga: Asale Pertapaan Bancolono di Karanganyar, Air Sendangnya Dibawa ke IKN

Saat ini Desa Gumpang memiliki 16 Dusun, 7 Rukun Warga (RW) dan 55 Rukun Tetangga (RT) yang Tersebar di wilayahnya. Selain itu, terdapat beberapa industri di sekitar lokasi desa Gumpang seperti, industri tekstil PT. Tyfountex, industri percetakan CV. Pulau Lampuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya