SOLOPOS.COM - Balai Desa Cawet di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. (youtube)

Solopos.com, PEMALANG — Cawet dalam Bahasa Jawa terdengar tabu karena bermakna celana dalam. Namun, Cawet ternyata adalah nama sebuah desa di Kecamatan Watukumpul, ujung selatan pusat kota Pemalang, Jawa Tengah.

Dilansir dari situs Desakupemalang.id, Selasa (17/5/2022), penamaan desa ini berawal pada 1825. Saat itu Pemalang dipimpin oleh seorang Adipati bernama Adipati Reksodiningrat atau dikenal dengan nama Kanjeng Potang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu, sang Adipati melakukan inspeksi dengan berkeliling wilayah dan kemudian bertemu dengan sekelompok orang yang sedang bekerja di sawah. Sang Adipati bertanya kepada mereka siapa yang menjadi pemimpin mereka.

Salah satu dari mereka menunjuk seseorang yang saat itu kebetulan menggunakan kain lancingan/cawing sebagai penutup bagian vital dengan ikat pinggang menggunakan tali.

Ekspedisi Mudik 2024

Seketika itu, Sang Adipati langsung memilih orang tersebut untuk menjadi kepala desa (Kades) pertama dari daerah tersebut dan diberi julukan Cawing Tali. Sedangkan nama kawasan diberi nama Desa Cawet yang berasal dari kata ‘Cawing’ yang berarti penutup bagian vital tubuh dan ‘Tali’ sebagai ikat pinggang.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalaui kanal Youtube, Selasa (17/5/2022), sejarah Deesa Cawet di Pemalang memiliki banyak versi.

Baca juga: Ini Lampu Bangjo Terlama di Kota Semarang, Netizen: Iso Nyambi Ghibah

Sejarah Desa Cawet

Versi pertama mengacu pada seorang tokoh yang hanya mengenakan cawing tali sebagai penutup bagian vital dan kemudian dipilih oleh Adipati Pemalang untuk menjadi kades pertama. Versi kedua mengatakan bahwa penamaan berasal dari dua tokoh yang sama-sama memimpin kawasan desa tersebut.

Nama dua tokoh tersebut adalah Cawing dan Tali (Disngkat ‘Cawet’), mereka dipercaya menjadi tokoh yang memiliki sinergi yang kuat sehingga sama-sama terpilih menjadi kades.

Baca juga: Punya Kiai Terbanyak di Jateng, Pati Justru Terkenal Kota Paranormal

Versi yang ketiga, kata Cawet berasal dua kata dari Bahasa Sunda, yaitu cawing yang berarti air dan awet yang berarti mengalir tiada akhir. Konon, kawasan desa tersebut terdapat sumber air yang tidak pernah kering dan selalu mengalir.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran Solopos.com, sosok yang dinamakan Cawing Taling merupakan salah satu dari lima sesepuh dari desa tersebut. Selain Cawing tali atau dikenal dengan sebutan Mbah Cawing, ada juga Mbah Sula, Mbah Wasit,Mbah Tarwin, dan Mbah Sibu. Kelima sesepuh ini dipercaya sebagai penyebar agama Islam di desa tersebut.

Baca juga: Perayaan Waisak Dongkrak Kunjungan Wisata di Candi Borobudur

Mulai dari zaman Kades Cawing Tali hingga Taufik Saleh, sudah ada 17 kades yang memimpin Desa Cawet. Taufik Saleh sendiri menjabat hingga 2024 mendatang. Berjarak sekitar 50 km dari pusat Kota Pemalang dan berada di ketinggian antara 250-660 meter di atas permukaan laut (mdpl), Desa Cawet memiliki pemandangan alam yang masih asri dan dipenuhi dengan hutan pinus

Desa ini juga berada di antara perbukitan Igir Jahe dan Bukit Bulu. Desa ini juga berlimpah dengan air dan diapit oleh sungai besar, yakni Kali Keruh (yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan) dan Sungai Polangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya