SOLOPOS.COM - Salah satu warung burjo bernama Burjo Pamungkas. (Istimewa/Channel Youtube Kuliah Umum)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Warung burjo pasti tidak asing bagi Anda terutama mahasiswa dan pelajar yang berada di Kota Solo, Semarang, maupun Yogyakarta.

Anda yang berada di Jogja, Solo, maupun Semarang pasti tidak asing lagi dengan warung burjo. Bahkan, Jogja disebut-sebut sebagai Kota Burjo lantaran ada banyak warung burjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Burjo merupakan akronim dari bubur kacang ijo (hijau). Dari segi nama, sudah menggambarkan menu apa saja yang dijual di warung burjo. Ya, bubur kacang hijau.

Tetapi, seiring perkembangan zaman, warung burjo tak hanya menyajikan menu tunggal bubur kacang hijau. Beragam makanan olahan nasi hingga mie instan turut menyemarakkan daftar menu warung burjo saat ini.

Nah, pernahkah Anda penasaran asal usul warung burjo? Apakah betul asal usul warung burjo ini dari Yogyakarta?

Baca Juga : Burjo Bar Mas Al Ikatan Cinta di Sleman Ini Diserbu Ibu-Ibu

Dilansir dari channel YouTube Kuliah Umum berjudul Asal Usul Warung Burjo – Kenapa Banyak Burjo di Yogyakarta? yang diunggah pada 19 Juni 2020 dan sudah disaksikan 10.046 views hingga Kamis (12/5/2022).

Unggahan itu mengulas asal usul warung burjo mulai dari asal mula hingga menu apa saja yang dijual. “Kuliah Umum kali ini akan membahas asal usul warung burjo. Asal mulanya bagaimana, kenapa dinamakan burjo, apa saja yang dijual, dan tempat penyebarannya ada dimana saja,” tulis channel YouTube tersebut.

Rurah Salim

Ternyata, warung burjo bukan berasal dari Jogja melainkan Kuningan, Jawa Barat. Orang yang disebut-sebut memperkenalkan warung burjo di Jogja adalah warga Kuningan, Jabar yakni Rurah Salim.

“Merantau ke Jogja untuk berjualan pada tahun 1943. Awalnya berjualan keliling, dipanggul dan bukan kios [seperti sekarang]. Setelah Indonesia merdeka, barulah membuka kios. Cukup terkenal dan disukai warga Jogja,” katanya.

asal usul warung burjo
Bubur kacang hijau atau bubur kacang ijo menjadi salah satu menu yang dijual di warung burjo. (Istimewa/Channel Youtube Kuliah Umum)

Baca Juga : Hii… Warung Burjo di Solo Ini Ada Kijingnya, Tapi Ramai Pengunjung

Dilansir dari berbagai sumber lain menyebutkan alasan Rurah Salim membuat bubur kacang hijau. Di tahun-tahun awal kemerdekaan, Rurah Salim mengolah kacang hijau untuk dijadikan sebagai menu makanan pokok karena beras masih cukup sulit diperoleh.

Ternyata, animo masyarakat terhadap bubur kacang hijau buatannya cukup tinggi. Lambat laun, Rurah Salim mulai mendirikan kios. Dari awalnya hanya menjajakan burjo secara berkeliling.

Terinspirasi dari jejak Rurah Salim, warga Kuningan mendirikan warung burjo. Tak hanya di daerah tempat tinggal, tetapi juga daerah lain, termasuk Jogja. Pogung menjadi tempat kali pertama warung burjo hadir di Jogja.

“Awalnya dari Kuningan Jabar karena penjual pertama dan sebagian besar penjual lain dari sana [Kuningan]. Tapi, sebagian besar jualan di Kota Pelajar Jogja. Jadi, hanya beberapa [warung burjo] yang bisa ditemui di Kuningan,” lanjut channel YouTube Kuliah Umum itu.

Baca Juga : Buka 6 Cabang, Burjo Ambucuy Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Warmindo

Sekarang, warung burjo tersebar di Semarang, Solo, dan Jakarta. Namun, penyebutan warung burjo di masing-masing daerah itu berbeda. Misalnya, di Jabar dan Jakarta disebut warkop atau warung kopi. Kemudian, di Jatim dan Jateng disebut burjo atau warmindo.

Ciri khas warung burjo yakni kios berspanduk warna merah, kuning, dan hijau. Warung burjo sukses menjadi primadona mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Menu warung burjo tidak hanya kacang hijau, tetapi juga olahan mie instan dan nasi.

“Menu makanan dan minuman rata-rata sama antara burjo satu dengan lainnya. Mie goreng atau mie rebus dengan atau tanpa telur, mie dogdog, nasi telur, magelangan atau campuran nasi goreng, mie, dan telur. Minumannya standar es teh, es jeruk, dan minuman sachet,” ujarnya.

Baca Juga : Menjanjikan Nih, Usaha Warmindo Bisa Raup Rp30 Juta per Bulan

Jangan khawtir, harga menu makanan dan minuman di warung burjo terjangkau bagi kantong mahasiswa maupun orang yang hidup di indekos dan perantau.

“Harga terjangkau kisaran Rp5.000 sampai Rp10.000 [makanan]. Untuk minuman tidak jauh dari Rp2.000 sampai Rp5.000. Masing-masing burjo punya harga berbeda di setiap menu tapi tetap murah meriah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya