SOLOPOS.COM - Sesepuh sekaligus Sekretaris Desa Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali, Ali Rosidi , menunjukkan watulawang di samping Sendang Watulawang di Dukuh Watulawang, Kacangan, Jumat (26/6/2015). (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Asala usul ini terkait cikal bakal Dukuh Watuwalang di Andong Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Sebongkah batu hitam persegi empat dan sebuah sendang diyakini menjadi cikal bakal penamaan Dukuh Watuwalang di Desa Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Batu dan sendang watulawang yang dulu pernah dikeramatkan inilah cikal bakal Dukuh Watulawang. Ini dulu bentuknya tidak seperti ini, ada bagian seperti tumpeng di pucuknya, sekarang sudah rusak. Sejarahnya sendiri juga tidak tahu pasti, hanya dengar dari simbah-simbah jaman dulu,” tutur sesepuh sekaligus Sekretaris Desa Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali, Ali Rosidi kepada solopos.com, Jumat (26/6/2015).

Ali mengatakan bongkahan batu berhiaskan relief lawang atau pintu, oleh warga diletakkan di pinggir sendang yang juga bernama sendang Watulawang. Sebelumnya watulawang tersimpan di sudut kebun tak jauh dari sendang watulawang.

Berdasarkan pengamatan , batu berukuran sekitar 50 sentimeter x 50 sentimeter itu tergeletak begitu saja di bawah rerimbunan sebatang pohon beringin tua di tepian sendang. Pahatan relief lawangnya telah terkikis. Bagian pucuknya telah patah.

Tak banyak warga yang tahu asal mula pastinya sejarah penamaan dukuh Watulawang tersebut. yang mereka ketahui hanyalah sebatas cerita legenda dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, bahwa penamaan Dukuh Watuwalang terkait dengan batu dan sendang yang telah ratusan tahun berada di kawasan itu.

Sebelum menjadi perdukuhan, kawasan tersebut dikenal wingit karena gelap dipenuhi pohon-pohon besar.

Keberadaan batu beserta sendang watulawang sendiri selama ini nyaris tak terurus dan tak terdokumentasikan sebagai peninggalan bersejarah. Penelitian baik dari instansi pemerintah maupun swasta juga tak pernah menyentuh kawasan tersebut.

Salah seorang warga, Khoiruman, 57, mengatakan selain bongkahan watulawang, ada juga sepasang arca laki-laki dan perempuan posisi bersimpuh dan bongkahan batu lainnya yang kemudian hilang tanpa jejak sekitar 1950an.

Yang tersisa watulawang dan sebongkah potongan batu kecil penuh lumut yang sudah tak jelas bentuknya.

“Dulu arcanya sepasang, bagian kepalanya sudah tidak ada. Kebetulan hilangnya pas sedang maraknya orang koleksi batu candi. Memang benar tidak ada pemeliharaan khusus. Warga di sini tidak ada pemikiran sampai ke sana. Cuma ditaruh, dijadikan satu dalam kebun di dekat sendang. Toh benda-benda mistis biasanya orang takut untuk mendekati,” kata dia saat dijumpai di lokasi Sendang Watulawang, RT 011/ RW 002, Dukuh Watulawang, Desa Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali.

Sendang Watulawang sendiri meskipun dianggap angker, dulunya memegang peranan penting sebagai satu-satunya sumber mata air di kawasan tersebut. Pasokan air begitu melimpah hingga membanjir ke areal lahan persawahan sekitarnya. Sejak masuknya PDAM dan maraknya sumur bor, sendang terbengkalai.

Namun masih ada sebagian warga yang memanfaatkan sendang untuk mandi dan mencuci pakaian. Konon, air sendang tersebut dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Khoiruman menambahkan konon ada sepaket perangkat gamelan gaib yang tersimpan di sendang tersebut. Pada malam tertentu, kata dia, kerap terdengar suara gamelan dari arah sendang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya