SOLOPOS.COM - Ilustrasi penambangan batu andesit. (ANtara Foto)

Solopos.com, PURWOREJO — Batu andesit merupakan potensi alam yang menjadi salah satu harta karun dari tanah surga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Akan tetapi rencana penambangan batuan alami di sana sebagai pendukung proyek Bendungan Bener menuai kontroversi.

Batuan tersebut sedianya akan menjadi salah satu material dalam konstruksi Bendungan Bener yang termasuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Proyek ini dikucuri dana secara langsung dari APBN melalui Kementerian PUPR.
Lantas, mengapa harus Desa Wadas yang menjadi tambang batuan andesit?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Kenapa Bendungan Bener Purworejo Butuh Batu Andesit dari Desa Wadas?

Potensi Andesit di Wadas

Dalam berbagai refensi, tanah surga di Bumi Wadas mengandung sekitar 40 juta meter kubik batu andesit. Lokasinya juga tidak begitu jauh dari proyek Bendungan Bener, karena jaraknya sekitar 10-12 kilometer. Hal inilah yang membuat pelaksana proyek memilih melakukan penambangan terbuka di kawasan Desa Wadas untuk mendukung proyek Bendungan Bener.

Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Yosiandi Radi Wicaksono, mengatakan batu andesit itu dibutuhkan untuk struktur luar yang memperkuat konstruksi Bendungan Bener.

Baca juga: Inilah Keistimewaan Batu Andesit Harta Karun Desa Wadas Purworejo

“Batu andesit ini nanti untuk bahan timbunan main dam Bendungan Bener. Jadi batu ini dimanfaatkan untuk timbunan batuan,” terangnya dalam tayangan Top News Metro TV yang ditilik Solopos.com, Jumat (11/2/2022).

Alasan itulah yang membuat pelaksanaan proyek strategis nasional ini membutuhkan penambangan batu andesit. Berdasarkan hasil kajian pula, material batu andesit dari Desa Wadas dinilai sangat cocok untuk konstruksi bendungan tersebut.

Baca juga: Segini Ganti Rugi Lahan Bendungan Bener Purworejo, Worth It?

Asal Usul Batu Andesit

Dikutip dari situs Geologi, andesit adalah salah satu batuan beku yang pada zaman dahulu dipakai sebagai bahan bangunan seperti candi hingga piramida. Nama andesit diambil dari salah satu pegunungan di Amerika Selatan, yaitu Pegunungan Andes.

Batuan andesit umumnya ditemukan di kawasan pegunungan berapi. Tepatnya di atas batas lempeng konvergen antara lempeng benua dan samudra.

Batuan ini terbentuk dari lava yang tercampur dengan abu vulkanik dan tuff di sisi stratovulcano. Strato vulcano andesit ini banyak ditemukan di pegunungan Amerika Tengah, Jepang, Indonesia, Filipina, Karibia, dan Selandia Baru.

Baca juga: Asal-Usul Pulau Jawa: Lantainya di Karangsambung Kebumen

Akan tetapi menurut hasil penelitian, batu andesit di Desa Wadas, Purworejo tidak terbentuk akibat erupsi gunung berapi. Melainkan termasuk batuan vulkanik akibat magma yang meleleh melalui rekahan atau sesar di batuan. Batuan jenis ini pun diklaim lebih baik kualitasnya sebagai bahan tegel dan batu dekorasi serta bahan bangunan, karena materinya lebih kokoh.

Ciri khas batuan ini berwarna abu-abu kemerahan dengan pori-pori padat dan struktur pejal. Dilansir dari situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), batu andesit biasa digunakan sebagai bahan baku fondasi bangunan, agregat beton, ubin lantai dan dinding.

Batuan ini juga sering dipakai sebagai bahan konstruksi jalan raya, landasan pesawat terbang, pelabuhan, hingga bendungan. Batuan ini dipilih karena daya tahannya yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tergolong tahan lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya