SOLOPOS.COM - Aulia Sarah, pemeran tokoh Badarawuhi di film KKN Desa Penari. (Instagram)

Solopos.com, SOLO — Sosok Badarawuhi dalam film bergenre horor KKN Desa Penari belakangan tengah menjadi perbincangan. Film ini diangkat dari kicauan pengguna akun Twitter @Simple_Man yang kemudian diadaptasi menjadi novel dan diangkat ke layar lebar.

Lantas siapakah sosok Badarawuhi sebenarnya?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Film horor yang tayang sejak Lebaran itu menampilkan artis cantik Aulia Sarah sebagai pemeran Badarawuhi. Aktingnya yang gahar berhasil membuat penonton merinding.

Konon, Badarawuhi adalah makhluk halus penunggu Desa Penari. Pengguna akun Twitter @RatuNgondyek sebagaimana dikutip Solopos.com, Senin (16/5/2022), menjelaskan sosok Badarawuhi adalah makhluk halus dari pantai selatan.

Konon dia diusir dari kerajaan pantai selatan karena merasuki salah satu tubuh penari bernama Ratna Narekh di timur Pulau Jawa. Kala itu Ratna Narekh adalah pemimpin suatu desa.

Baca juga: Selain KKN di Desa Penari, Thread Cerita Horor di Twitter Ini Viral

Ratna Narekh

Ratna adalah murid seorang ksatria di zaman Prabu Airlangga, Raja Kerajaan Kediri, berkuasa. DIa bersama empat saudara seperguruan melarikan diri ketika sang guru ditaklukkan oleh Mpu Barada. Keempat saudara seperguruannya tersebut melarikan diri ke Bali, sementara Ratna Narekh, bersembunyi di bagian timur Pulau Jawa, dan mulai membangun pemukiman.

Di desa yang baru dibangunnya tersebut, terdapat sebuah pelataran yang dipakai Ratna Narekh dan para penduduk desa untuk memuja dewa-dewa dan arwah leluhur dengan menyuguhkan tari-tarian. Demi menghindari kejaran Mpu Barada, Ratna Narekh tak memperlihatkan kedigdayaannya kepada siapa pun.

Hidupnya hanya digunakan untuk mempelajari lontar yang dibawanya ketika kabur. Sebuah lontar yang istimewa, karena dia berhasil mempelajari berbagai ilmu kanuragan dan kanujiwan untuk menaklukkan pimpinan lelembut yang ada di hutan-hutan Pulau Jawa yang dilaluinya. Bahkan, karena lontar tersebut pula, Ratna Narekh mendapatkan anugerah awet muda.

Kehidupannya yang tenang di desa baru tersebut mulai terusik ketika suatu ketika dirinya melakukan perjalanan ke Wonokromo yang saat itu memiliki pemimpin pria hidung belang. Melihat kecantikan Ratna Narekh, sang pemimpin Wonokromo pun kepincut dan menawarkannya untuk menginap semalam.

Baca juga: Penulis KKN di Desa Penari Ingin Bertemu Joko Anwar, Mau Ngapain?

Mendapatkan sambutan yang baik, Ranta Narekh pun menerimanya. Nahas, pada malam hari ketika dirinya tertidur, pemimpin desa tersebut dan dua anak buahnya berusaha melakukan perbuatan yang tak senonoh kepada Ratna Narekh. Namun sebelum semua itu terjadi, mereka bertiga terpental dan mati karena kesaktian yang dimiliki oleh Ratna Narekh.

Setelah kematian sang pemimpin Wonokromo, Ratna Narekh pun dinobatkan sebagai penerus. Desa yang ditempati Ratna Narekh konon merupakan gerbang gaib menuju pantai utara Jawa. Di sana terdapat kolam air atau sendang yang dipercaya sebagai tempat persinggahan Ratu Pantai Selatan, pemimpin kerajaan selatan yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan utara laut Jawa.

Ketika Ratu Pantai Selatan kembali ke kerajaannya, sendang tersebut dijaga oleh beberapa panglima dan ksatria pantai selatan untuk menjaga kemurnian airnya.

Konon di desa yang ditempati Ratna Narekh, penduduknya dilarang menari diiringi alunan gamelan. Merasa digdaya, Ratna Narekh yang diliputi kesombongan melanggar pantangan adat tersebut dan menantang semua penghuni hutan Daha, termasuk para penghuni sendang.

Merasa tertantang, para mahluk gaib pun berdatangan dan menyerang Ratna Narekh serta penduduk yang tak berdosa di sana hingga musnah. Kala itu salah satu penjaga sendang Ratu Pantai Selatan di desa tersebut merasuki tubuh penari yang ada di sana.

Baca juga: Ini Perbedaan KKN di Desa Penari Versi Film dengan Twitter

Sayangnya, setelah Ratna Narekh dan para penduduk musnah, sang penjaga sendang yang merasuki tubuh penari tak mau keluar. Sampai akhirnya jasad penari tersebut dihancurkan oleh Ratu Pantai Selatan.

Karena pembangkangannya tersebut, Ratu Pantai Selatan pun melucuti beberapa kekuatan dari utusannya tersebut, dan tak lagi menganggapnya sebagai pengikut. Semenjak itu, sosok yang merasuki tubuh penari di desa itu mulai berkelana tanpa tujuan, namun dengan tetap mengenakan atribut selayaknya pengikut ratu pantai selatan.

Hingga pada akhirnya, dirinya menemukan tempat yang nyaman, di sebuah wilayah di mana Nur dan kawan-kawannya menjalankan program KKN, dan kini dikenal dengan nama Badarawuhi.

Hal inilah yang konon menjelaskan mengapa Badarawuhi dalam cerita KKN di Desa Penari mengenakan busana berwarna hijau, yang identik dengan busana kebesaran kerajaan Laut Pantai Selatan. Dia diceritakan sebagai sosok siluman ular cantik jelita yang suka menggoda pria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya