SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di dekat Makam Kiai Melati di Kampung Skalekan, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Jumat (26/4)/2014. Kiai Melati diyakini menjadi salah satu penyebar agama Islam di Kabupaten Klaten. (Ayu Abriani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN--Nama Kiai Melati pasti sudah tidak asing lagi di telinga warga Kabupaten Klaten. Sebab, dia merupakan salah satu ulama yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno yang diyakini menjadi salah satu penyebar Agama Islam di Klaten.

Bahkan, menurut cerita yang berkembang, Kiai Melati menjadi salah satu cikal bakal nama Klaten. Ada dua versi yang menyebutkan tentang asal mula nama Klaten. Pertama, nama Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir.

Promosi Sukomulyo Gresik Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik

Kata kelati kemudian mengalami perubahan menjadi Klaten yang sejak dulu merupakan daerah yang terkenal kesuburannya.

Sedangkan versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati dan menjadi kata Klati. Lalu, untuk memudahkan ucapan, kata Klati berubah menjadi Klaten.

Ekspedisi Mudik 2024

Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Sekretariat Daerah Kabupaten Dati II Klaten pada 1992/1993.

Melati adalah nama seorang kyai pada masa Kerajaan Mataram Kuno yang datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kiai Melati Sekolekan, menetap di tempat itu dan semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya sehingga daerah itu menjadi Klaten saat ini.

Lokasi tempat tinggal Kiai Melati oleh masyarakat setempat lalu diberi nama Sekolekan yang kemudian beralih menjadi Sekalekan. Nama itu pun yang kini menjadi nama kampung di lingkungan itu. Di daerah itulah Kiai Melati dimakamkan saat ini.

Simak Juga…Makam Kiai Melati Jadi Jujugan Caleg

Jujugan Caleg

Menurut juru kunci makam Kiai Melati, Sudarti, 73, di lokasi tersebut ada tiga makam yakni Kiai Melati dan istrinya, serta adiknya Kiai Donorekso. Ia pun mengatakan saat peringatan HUT Kabupaten Klaten, jajaran Muspida selalu berziarah ke makam tersebut.

Di sisi lain, masih ada yang percaya jika ingin sesuatu, bisa berdoa dan berziarah di makam tersebut. Tidak hanya warga Klaten, bahkan ada dari Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatra.

“Memang masih ada yang berdoa di sini [Makam Kiai Melati] jika memiliki sebuah keinginan. Asal, bukan keinginan yang buruk. Bahkan, menjelang pemilu kemarin [Pemilu Legislatif] banyak yang berziarah dan berdoa di sini,” katanya saat ditemui Solopos.com di Makam Kiai Melati, Jumat (26/4/2014).

Makam yang berada di tengah perkampungan padat tersebut terasa redup karena ada sebuah pohon asam tua dan sejumlah pohon lainnya. Di bawah pohon asam tua itulah, terletak makam Kiai Melati. Sedangkan di sekitar makam tersebut juga ada puluhan makam lainnya yang juga makam kuno karena susunannya masih berupa tumpukan batu bata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya