SOLOPOS.COM - Jenazah putri dalem K.G.P.A.A Mangkunagoro VII, G.R.Ay. Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani Soerjosoejarso atau Gusti Noeroel, digotong kerabat Mangkunegaran menuju Kompleks Astana Girilayu, di Matesih, Karanganyar, Rabu (11/11/2015). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Asal usul kali ini terkait Astana Girilayu di Matesih, Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR – Nama Astana Girilayu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Soloraya. Tempat pemakaman trah Mangkunegaran itu terletak di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jenazah Mangkunagoro yang dimakamkan di Astana itu yaitu K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV, K.G.P.A.A. Mangkunagoro V, K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII dan K.G.P.A.A. Mangkunagoro VIII.

Anggota keluarga inti Mangkunegaran juga dimakamkan di puncak bukit Mangadeg tersebut. Yang terbaru, jenazah putri dalem K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII, G.R.Ay. Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani Soerjosoejarso atau Gusti Noeroel, dimakamkan di astana tersebut.

Juru kunci Astana Girilayu, Bei Hadi Astana, Rabu (11/11/2015), mengatakan Astana Girilayu berasal dari kata Astana dan Girilayu.

Astana berarti tempat pemakaman, sedangkan Girilayu diambil dari nama desa di wilayah astana tersebut.

Untuk menuju Astana Girilayu tidak mudah. Sebab jalur menuju puncak bukit Mangadeg menanjak dan berkelok-kelok. Pada musim penghujan, badan jalan menuju tempat tersebut selalu basah oleh air. Kondisi tersebut tak menghentikan masyarakat untuk berziarah.

Seperti halnya Astana Mangadek, cukup banyak peziarah yang mengunjungi Astana Girilayu. Astana Girilayu berada tak jauh dari Astana Mangadek. Astana Girilayu tak bisa dipisahkan dari Astana Mangadek. Astana Mangadek juga tempat makam para raja Mangkunegaran.

Jenasah penguasa Mangkunegaran yang dimakamkan di Astana Mangadek yaitu R.M. Mas Said alias K.G.P.A.A. Mangkunagoro I, K.G.P.A.A. Mangkunagoro II, dan K.G.P.A.A Mangkunagoro III. Astana Mangadek dibangun tahun 1716, sedangkan Astana Girilayu tahun 1881.

Tokoh masyarakat Girilayu, Sukirno, saat dihubungi melalui ponsel, mengatakan Astana Girilayu diambil dari nama Desa Girilayu. Desa tersebut terdiri sembilan wilayah dusun. “Nama Girilayu berarti gunung tempat layon atau pemakaman,” tutur dia.

Pendirian Astana Girilayu menurut Sukirno dikarenakan kondisi lahan Astana Mangadek yang sudah penuh. Sampai saat ini dua astana tersebut masih ramai dikunjungi para peziarah. Mereka tak hanya berasal dari Soloraya, tapi dari berbagai wilayah Tanah Jawa.

Tapi bila dilihat dari jumlah peziarah, Astana Girilayu masih kalah dibandingkan Astana Mangadeg. Daya tarik kuat Astana Mangadeg yaitu makam R.M. Said yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya