SOLOPOS.COM - Ilustrasi burung Jalak Gading di Gunung Lawu (@dgoreinnamah)

Solopos.com, SOLO — Seorang pendaki di Gunung Lawu, Mohammad Soleh, 37, yang sempat tersesat saat pendakian mengaku dituntun burung Jalak Lawu atau biasa disebut dengan Jalak Gading hingga akhirnya selamat. Keberadaan burung Jalak Gading yang menyelamatkan pendaki saat tersesat sudah menjadi mitos yang lama berkembang di Gunung Lawu.

Mitos Jalak Gading yang kerap menjadi pemandu bagi pendaki Gunung Lawu saat tersesat sudah lama mengakar dan tak bisa dilepaskan dari sosok Prabu Brawijaya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mirza Krisna Gita Pratiwi dari Universitas Negeri Surabaya dalam penelitian bertajuk Mitos-Mitos Di Gunung Lawu: Analisis Struktur, Nilai Budaya, dan Kepercayaan menyebutkan ada beragam mitos yang berkembang di Gunung Lawu, salah satunya terkait Jalak Gading.

Dia menyebut munculnya mitos Jalak Gading ini bemula saat Prabu Brawijaya bertitah kepada para pengikutnya. Disebutkan Prabu Brawijaya menyerahkan tugas dan pesan untuk kedua abdinya yaitu Dipa Maenggala dan Wangsa Menggala agar menjaga Gunung Lawu.

Baca Juga: Ini Fakta Tentang Jalak Lawu, Burung Viral Penuntun Pendaki yang Tersesat

”Dipa Menggala mengemban tugas yang sangat berat untuk menjaga dan menjadi penguasa di Gunung Lawu hingga batasan-batasan yang diberikan oleh Prabu Brawijaya sedangkan Wangsa Menggala sebagai Kyai Jalak yang sekarang berwujud sebagai burung Jalak Gading menjadi patih dari Sunan Lawu dan bertugas membantu para pendaki untuk mengarahkan jalan,”sebagaimana tertulis dalam penelitian itu.

Dia menyatakan mitos itu tidak lepas dari sikap kepahlawanan dari abdi-abdi Prabu Brawijaya. Dalam mitos tersebut, masih sangat kental terdengar bahwa hingga sekarang Sunan Lawu dan Kyai Jalak melaksanakan tugasnya.

Disebutkan, Sunan Lawu hanya bisa dilihat secara ghaib oleh orang-orang yang memiliki kelebihan supranatural masih melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menjadi penguasa Gunung Lawu dan hal ghaib sekitar serta batasan-batasan wilayah yang telah ditentukan.

Baca Juga: Hari Pertama Buka, Wisata Candi Sukuh dan Ceto Karanganyar Sepi Pengunjung

”Kyai Jalak yang terkenal dengan burung Jalak Gading masih sering terlihat wujudnya saat berada dalam pendakian dan mengantarkan pendaki untuk menemukan jalan sesuai kemampuan. Sifat kepahlawanan dari mereka masih ada hingga sekarang.”

Jelmaan Kyai Jalak

Dalam kesimpulan penelitiannya, Mirza menyebut ada beberapa mitos yang sampai sekarang masih berkembang di masyarakat. Dia menyebut adanya jelmaan Kyai Jalak adalah burung Jalak Gading atau Lawu.

”Jelamaan dari abdi dalem Prabu Brawijaya yang bernama Wangsa Menggala yang diberi nama Kyai Jalak. Burung tersebut yang menjadi penyelamat dan penolong pendaki saat kesusahan mencari arah dan tersesat.

Mitos tentang Jalak Gading ini juga disinggung dalam penelitian berjudul Sudi Identifikasi Keanekaragaman Hayati pada Habitat Jalak Lawu, Wilayah Lereng Gunung Lawu Kabupaten Magetan yang dimuat di Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan.

Baca Juga: Viral Pendaki Gunung Lawu Dituntun Burung Jalak Saat Tersesat, Begini Ceritanya

Penelitian dilakukan O.P. Astirin, Sugiyarto, dan S. Nugraha ketiganya dari UNS Solo pada 2019 lalu. Mereka menyebut Jalak Lawu yang oleh warga setepat disebut Jalak Gading merupakan spesies endemik yang sering terlihat oleh para pendaki.

”Burung Jalak Lawu ini dianggap keramat, bahkan ada kepercayaan bahwa para pendaki yang diikuti dan ditunjukkan jalan menuju Hargo Dumilah [puncak Gunung Lawu] oleh burung ini adalah para pendaki yang mendapatkan berkah dari Sunan Lawu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya