“Weh, rezeki nomplok nih!” batin Koplo ketika melihat enam bungkus jelly di dalam salah satu freezer.
“Anak-anak UTP memang pengertian, Selalu saja ada makanan yang disisakan untukku,” batin Koplo. Ia tahu, pagi tadi adalah jadwal mahasiswa sebuah universitas swasta Solo yang sering memberinya camilan. Ipun melahap jelly-jelly itu… 1, 2, 3, 4, 5…
“Yen saben dina keya ngene ya mulya tenan awakku,” batin Koplo puas.
“Yen saben dina keya ngene ya mulya tenan awakku,” batin Koplo puas.
Beberapa saat kemudian, datanglah Genduk Nicole, tetangga Koplo.
“Hlo, Ndhuk, ngapa? Mau main futsal, ya?” goda Koplo kemaki.
“Titipan apa?”
“Tadi pagi saya nitip jelly 10 sama Mbak Cempluk. Laku enggak ya?”
Cleguk… Koplo menelan ludah, matanya melotot.
“Kayaknya masih satu Ndhuk. Daganganmu laris…” jawab Koplo menutupi kekagetannya.
“Ya alhamdulillah Mas, Ini baru launching produk. Jadi totalnya Rp1.800 x 9, jadi Rp16.200 Mas. Tadi Mbak Cempluk saya suruh menjual Rp2.000” terang Nicole.
Koplo pun terpaksa merogoh kantongnya untuk membayar jelly titipan yang dimakannya.
“Semprul tenan-ik, tak kira turahane wong main, bul dagangan ta. Cempluk-i kok ya ora meling…” batin Koplo misuh-misuh dhewe.
Eko Pri Maryanto, Manang RT 002/RW 002 Manang, Grogol, Sukoharjo