SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Maka sore harinya, Koplo ngetiging berangkat sendiri menuju gedung bioskop yang berada di sebuah pusat perbelanjaan Jl Slamet Riyadi Solo. Syukur, dia masih kebagian tiket juga. Lalu dengan tergesa Koplo masuk dan mencari tempat duduk karena filmnya akan segera dimulai.
Pas mau nyelehke bokong, ternyata di kursi itu ada sebuah tas kresek berisi camilan dan sebuah teh kotak. Sambil duduk dia menengok ke kiri dan ke kanan, ternyata kursi yang ada di sebelah kiri dan kanannya memang kosong. ”Wah, jan beja tenan iki. Ana panganan nganggur, batinnya girang. Ia mengira tas itu barang milik penonton sebelumnya yang tertinggal.
Sambil ngematke film, Koplo pun srupat-sruput teh kotak sambil ngemil kripik kentang temuannya itu. Tapi baru beberapa saat, seorang pria tampak kebingungan mendekati tempat duduknya. ”Maaf, Dik. Adik nomor kursinya berapa?” tanya pria itu.
Mengira kalau orang itu petugas pemeriksa tiket, Koplo langsung memberikan sobekan tiketnya kepada orang itu.
”Oh, nomornya Adik K-12, jadi agak ke depan sana. Kalau ini tempat duduk saya. Tadi sempat saya tinggal ke toilet dan saya kasih tas kresek biar tidak diduduki orang.”
Koplo langsung tersedak. ”Matrih aku! Berarti tas kresek tadi…” batin Koplo kacau. Merasa bersalah, ia pun buru-buru minta maaf.
”Tidak apa-apa, Dik. Ya sudah, itu buat Adik saja. Toh juga sudah telanjur dibuka. Silakan dihabiskan saja,” jawab pria itu.
Karuan saja penonton bagian belakang pada pating cekikik menertawakannya. Kalau saja ruang gedung itu tidak gelap pasti wajah Koplo akan terlihat bukan lagi abang ireng, malainkan lorek-lorek. Kiriman Hery Jatmiko, Bibis Luhur RT 01/RW 22, Solo.