Washington– Amerika Serikat meningkatkan bantuan militer dan ekonomi kepada Yaman , seperti yang telah dilakukannya di Afghanistan dan Pakistan.
Ancaman meningkat setelah kasus Umar Farouk Abdulmutallab, warga Nigeria yang dilaporkan mengakui dilatih oleh seorang ahli pembuat bom Al Qaida di Yaman untuk misinya meledakkan sebuah jet tujuan AS di Detroit.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Sampai taraf tertentu anda dapat membantah bahwa insiden pesawat pada Hari Natal itu menjadi perhatian, perhatian publik pada Yaman,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri yang tidak bersedia namanya ditulis kepada AFP.
Tetapi “pasti dalam pemerintah ini dan tentu pemerintah-pemerintah lain di seluruh dunia kami sangat peka dengan apa yang terjadi di Yaman,” kata pejabat tersebut.
“Pada tahun lalu , ada fokus baru tentang apa yang kami dapat lakukan , bagaimana dapat meningkatkan proses bantuan,” kata pejabat itu.
Pada tahun fiskal 2010, bantuan pembangunan dan keamanan untuk Yaman diperkirakan akan meningkat menjadi 63 juta dolar dari total 40,3 juta dolar pada tahun keuangan 2009, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Darby Holladay.
“Jumlah ini merupakan peningkatan 56 persen dari tahun keuangan 2009 dan 225 persen dari tahun fiskal 2008,” kata Holladay kepada AFP.
Ia mengatakan dana- dana itu tidak termasuk apa yang disebut dan kontra terorisme 1206, yang diprogramkan selama tahun itu. “Tidak ada keputusan dibuat karena penggunaan dana-dana ini tahun 2010. Pada tahun 2009 memperoleh dana 67 juta dolar untuk perlengkapan dan bantuan via dana 1206 untuk mendukung program kontra terorisnya dan pasukan pengawas perbatasan.”
Holladay menambahkan” AS dan Yaman telah dan akan terus meningkatkan kerjasama mengenai kontra terorisme untuk menghadapi ancaman AQAP ( Al Qaida di Jazirah Arab) yang meningkat.
Pentagon, melalui dana-dana 1206, telah membantu Yaman sejak tahun 2006 untuk melatih dan memberikan peralatan bagi pasukannya termasuk memberikan mereka radio-radio , suku cadang,helikopter , truk-truk dan kapal-kapal patroli, kata Bryan Whitman, juru bicara Pentagon.
Pada tahun 2006, dana-dana seperti itu hanya berjumlah 4,5 juta dolar. Berdasarkan kecenderungan itu , bantuan-bantuan militer seperti itu akan meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Kedua negara juga berbagi informasi intelijen dan AS diduga kuat membantu pasukan Yaman melancarkan serangan-serangan udara terhadap sasaran-sasaran Al Qaida dalam beberapa minggu belakangan ini.
Media AS juga melaporkan bahwa pasukan khusus AS telah melatih pasukan Yaman. Pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan bantuan yang diberikan itu semuanya sangat diperlukan karena Yaman harus menangani masalah ekonomi selain serangan yang meningkat dari Al Qaida dan pemberontakan kelompok Syiah.
Para pejabat AS mengatakan dukungan Washington bagi usaha-usaha kontra terorisme Yaman tidak ada kaitannya dengan perang Sanaa terhadap kelompok perlawanan Huthi.
AS menjalankan program-program itu dengan tujuan meningkatkan lapangan kerja , membantu para petani, membangun sekolah-sekolah dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi iwarga Yaman yang kekurangan pelayanan yang layak di wilayah-wlayah pendesaan, kata pejabat itu.
“Salah satu alasan-alasan Al Qaida mampu berfungsi di Yaman adalah karena pemerintah tidak menguasai sepenuhnya daerah-daerah, yang kekurangan sumber-sumber daya manusia dan kemampuan untuk memberikan pelayanan,” kata pejabat itu.
Pejabat itu mengakui bahwa lebih gampang memberikan pelayanan di Afghanistan karena pasukan AS dan lainnya dikerahkan untuk menjamin keamanan, yang sering tidak sama dengan kasus di Yaman tempat “tidak ada zona-zona terlarang secara jelas.”
Pejabat itu mengatakan AS akan berkonsultasi dengan sekutu-sekutu Eropanya dan tetangga-tetangga Yaman di Arab Teluk mencari jalan untuk “memobilisasi bantuan tetapi menambahkan Yaman perlu melakukan tindakan untuk menjamin uang tiu digunakan secara layak.
Pejabat itu mengaku bahwa tidak semua dari bantuan yang dijanjikan 4,7 juta dolar itu dalam satu konferensi di London tahun 2006 telah diberikan di tengah-tengah keraguan akan pertanggungjawaban negara itu.
ant/isw