SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Washington– Pemerintahan Presiden Barack Obama tampaknya akan mendesakkan pengenaan sanksi baru PBB terhadap Iran, pada saat para pemimpin Iran menolak keras batas waktu akhir tahun untuk menyepakati usulan negara-negara kuat dunia, terhadap rencana nuklirnya.

Namun demikian, satu sumber diplomatik PBB di New York mengatakan, tugas awal penyusunan resolusi sanksi itu tampaknya akan dimulai pada pertengahan Januari, seperti opsi yang ditawarkan tim Presiden Obama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pada saat itu kami akan membuka pintu perundingan,” kata negara-negara kuat, yang setuju Iran akan membayar konsekuen jika pihaknya tidak memenuhi tanggung jawab nuklir internasionalnya, menurut seorang juru bicara departemen luar negeri AS.

Lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB – AS, Rusia, China, Prancis dan Inggris – ditambah Jerman, “kini sedang dalam proses mempertimbangkan tahapan berikutnya konsistensi dengan kebijakan tujuan ganda kami,” katanya kepada AFP, Kamis (31/12).

Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan dua pekan lalu , bahwa Iran telah gagal membangun kepercayaan. Sebagai contoh, menurutnya, Iran telah menolak keras usulan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk mengirimkan ke luar negeri bahan bakar nuklir peringkat rendahnya, untuk diperkaya lebih lanjut dan dikembalikan menjadi bahan bakar untuk reaktor riset medis Teheran.

Langkah demikian akan ‘membeli ruang bernafas’ karena negara-negara besar berusaha untuk menghentikan pengayaan uranium Iran – yang dikhawatirkan sebagai kedok untuk pembuatan bom nuklir.

Iran membantah tuduhan itu dan mengatakan, bahwa pihaknya berupaya menggunakan energi nuklir untuk kepentingan damai. Di samping merusak kepercayaan internasional, menurut Ny. Clinton, Iran masih terus melakukan penumpasan terhadap aksi demo oposisi yang dilakukan secara damai, berkaitan dengan sengketa pemilihan presiden Juni lalu. Dalam pilpres itu Mahmoud Ahmadinejad terpilih kembali sebagai presiden berikutnya.

Hillary juga mengatakan, bahwa Iran juga menimbulkan kekhawatiran berkaitan dengan niatnya, ketika pihaknya gagal membersihkan pabrik pengayaan uranium rahasianya di dekat kota suci Qom, dan mencatat bahwa Iran kemudian mengumumkan rencananya untuk membuat 10 sampai 20 pabrik nuklir baru.

Seorang diplomat PBB yang tak bersedia disebut namanya mengatakan, bahwa ada keprihatinan yang berkembang di antara negara P5 plus satu mengenai Iran, dan tugas awal tentang resolusi sanksi baru ‘yang diharapkan dimulai di New York pada pertengahan Januari depan.’

Satu negara Barat menyatakan ‘percaya bahwa sanksi-sanksi baru itu harus menargetkan pada asuransi, perbankan dan sektor keuangan,’ kata diplomat tersebut, yang menolak disebut nama negaranya.

Beberapa diplomat mengatakan, AS dan sedikitnya beberapa mitra negara Barat ingin menghindari memukul darah kehidupan Iran – termasuk sektor energi – karena khawatir hal itu akan memicu reaksi warga Iran yang tinggal di luar negeri.

Mereka juga menyatakan ragu, sanksi seperti itu akan mendapat dukungan China dan Rusia, yang telah makin segan terhadap negara-negara Barat untuk mengenakan sanksi-sanksi itu.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya