Washington–Tentara dan kru udara AS telah melakukan kesalahan dalam melancarkan serangan udara mematikan di Afghanistan bulan lalu. Akibat kesalahan itu, puluhan warga sipil Afghan tewas.

PromosiPrimata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Demikian disampaikan pejabat-pejabat Pertahanan AS seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (4/6).

Ekspedisi Mudik 2024

Hasil investigasi militer AS menemukan bahwa mereka yang terlibat dalam operasi militer di Bala Buluk, Provinsi Farah, Afghanistan barat itu tidak mengikuti aturan dan prosedur taktik untuk menghindari jatuhnya korban jiwa warga sipil. Operasi itu dilakukan pada 4 Mei lalu.

Serangan udara itu melibatkan penggunaan bom-bom yang beratnya 2 ribu pounds, yang mungkin terlalu dahsyat mengingat kedekatan posisi warga sipil dengan target yang dimaksud. Demikian diungkapkan seorang pejabat Pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya.

Investigasi atas operasi pada 4 Mei itu telah diperintahkan oleh Jenderal David Petraeus, kepala Central Command yang memimpin perang di Afghanistan.

Hasil investigasi ini akan segera disampaikan ke Menteri Pertahanan AS Robert Gates. Versi final laporan tersebut kemungkinan akan dipublikasikan pekan depan.

Laporan ini merupakan pengakuan langsung dari militer AS bahwa pihaknya telah membuat kesalahan dalam serangan itu. Serangan itu telah menuai kemarahan publik di Afghanistan. Bahkan Presiden Afghan Hamid Karzai meminta penghentian serangan udara setelah insiden mematikan itu.

Menurut pemerintahan Karzai, serangan itu menewaskan 140 warga sipil Afghan. Namun hasil penyelidikan sebelumnya oleh pasukan AS di Afghanistan menunjukkan antara 20-30 warga sipil tewas beserta sekitar 60-65 militan. Sedangkan menurut badan HAM Afghanistan, sebanyak 97 warga sipil, kebanyakan wanita dan anak-anak tewas dalam operasi militer AS itu.

dtc/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi