SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Arus mudik di Sleman mulai terasa meskipun belum signifikan. Pemudik di terminal dijemput oleh keluarga sehingga angkudes tetap sepi

Harianjogja.com, SLEMAN- Koordinator Terminal Prambanan Danu Dewanto menjelaskan, karakter Terminal Prambanan hanya dilalui angkutan pedesaan (angkudes) dan Trans Jogja dan bukan jadi tujuan bus besar.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Kalaupun ada pemudik dari daerah lain yang turun di sekitar terminal, mereka jarang menggunakan angdes untuk menuju rumah masing-masing.

“Turun Prambanan sudah langsung dijemput keluarga,” katanya, Sabtu (11/7/2015).

Penumpang yang meneruskan pakai angkudes, menurutnya nyaris tidak ada. Segmentasi angkudes hanya ibu-ibu yang mau ke pasar. Oleh karena itu, masa mudik seperti ini tidak berpengaruh pada Terminal Prambanan.

Kondisi di terminal ini, masih sepi. Lonjakan arus mudik belum terlihat. Kondisi terminal lengang dan hanya ada sopir yang menunggu penumpang.

Adapun pergerakan jumlah penumpang di Terminal Jombor hingga Sabtu (11/7/2015) belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dibandingkan tahun lalu, H-7 Lebaran tahun ini justru menurun.

Data Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Sleman menyatakan, penumpang yang datang maupun berangkat pada H-7 2014 mencapai 5.031 orang. Sementara tahun ini di mana H-7 jatuh pada Jumat (10/7/2015), jumlah penumpang 4.107 orang. Jumlah tersebut merupakan penumpang untuk angkutan antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP), dan angkutan desa (angdes).

Kasi Angkutan dan Terminal Dishubkominfo Sleman Marjanto melihat Lebaran tahun ini bertepatan dengan libur panjang anak sekolah. Dari situ dapat dimungkinkan penyebab menurunnya jumlah penumpang pada H-7 karena ada masyarakat yang mudik lebih dulu sebelum H-7. “Mungkin ada yang cuti mendahului jadi sudah ada yang pulang,” jelasnya.

Hal tersebut diperkuat dengan data pergerakan penumpang sejak H-14 hingga H-8. Data yang mencatat penumpang AKAP dan AKDP ini menunjukkan kenaikan meski tidak secara signifikan. Berturut-turut jumlah penumpang yang datang terhitung sejak H-14 hingga H-7 adalah 1.192 orang, 1,277 orang, 1,124 orang, 1.334 orang, 1.616 orang, 2.190 orang, 2.240 orang, dan 1.600 orang. Sementara untuk penumpang yang berangkat 794 orang, 890 orang, 858 orang, 871 orang, 1.095 orang, 1.496 orang, 1.660 orang, dan pada H-7 adalah 2.294 orang.

Melihat data tersebut secara umum pergerakan penumpang sejak H-14 hingga H-7 mengalami peningkatan. “Ya bisa jadi karena seminggu sebelum H-7 sudah naik sedikit demi sedikit, masuk H-7 belum ada lonjakan pemudik karena mereka sudah ada yang mudik duluan,” tegas Marjanto.

Salah satu calon penumpang yang akan mudik ke Lampung, Meme, 23, mengaku memilih bus lantaran kehabisan tiket kereta api. “Pesawat juga mahal. Kereta sudah kehabisan tiket. Kalau naik bus, naik di Jombor turunnya langsung di Metro [Lampung]. Kalau kereta juga harus mutus-mutus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya