Harianjogja.com, JOGJA- Sekretaris Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranawa Eryana menuturkan artikel yang ditulis New York Times pada Minggu (12/1/2014) merupakan promosi gratis yang perlu dimanfaatkan pemerintah daerah beserta stakeholder.
Sebagai koran terkemuka, ia menilai artikel tersebut dapat mendongkrak angka kunjungan wisatawan asing di DIY. Adapun selama ini sekitar 80%-90% turis dari dalam negeri.
Sebelum hal tersebut terealisasi, imbuhnya, setiap pihak yang ada di DIY perlu bahu-membahu memperbaiki fasilitas penunjang. Sebagai contoh masalah infrastruktur yang masih menjadi persoalan. Wisatawan kerap harus membayar tiket pesawat lebih mahal saat masuk dan keluar Bandara Adisutjipto saat high season. Bahkan, harga jual tiket pesawat tersebut lebih mahal dari Bali.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Manajemen lalu lintas, kantong parkir, kebersihan maupun keamanan disebutnya menjadi kebutuhan mendesak yang perlu segera dilengkapi. Belum terselesaikannya persoalan ini dapat mengakibatkan turis asing kecewa.
“Pariwisata menjadi tanggung jawab bersama. Dinas Pariwisata, SKPD, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, kepolisian hingga masyarakat yang sadar wisata,” ujar dia kepada Harian Jogja saat ditemui di Hotel Ruba Grha, Senin (13/1/2014).
Menurut dia ketenaran DIY sebagai warga yang ramah harus ditonjolkan. Sebab karakter tersebut mengakibatkan orang merasa nyaman. Selain itu, masyarakat juga perlu mendapat pelatihan pengenalan pariwisata di DIY agar dapat menjelaskan mengenai budaya maupun objek wisata.
“Kami, PHRI dan ASITA [Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies] siap memberikan pelatihan. Jangan sampai ada yang merasa hal ini hanya menguntungkan pelaku wisata. Masyarakat juga kena imbas,” urai dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
