Arrivederci Nerazzurri

Madrid--Senyum lebar terus menghiasi wajah pelatih Inter Milan Jose Mourinho seusai mengantarkan klub raksasa Italia tersebut merengkuh trofi Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Minggu (23/5) dini hari WIB. Ironisnya, kegembiraan sang arsitek juga diwarnai tetesan air mata.
Publik pun tak perlu berpikir keras untuk menerjemahkan bahasa tubuh sang arsitek. Inilah pesta juara sekaligus momen perpisahan sang Special One. Setelah mempersembahkan musim sempurna bagi Inter, pelatih kontroversial itu mengucap salam terakhir. Hanya dua musim Mourinho menemenani Inter. Arrivederci Nerazzurri!

Mourinho merasa tugasnya di San Siro lengkap sudah. Semua gelar bergengsi telah dipersembahkannya kepada tifosi Nerazzurri, juara Seri-A, Coppa Italia dan Liga Champions alias treble winner. Pria Portugal tersebut bakal menjemput tantangan baru, bersama raksasa Spanyol, Real Madrid. Media Spanyol mengklaim penandatanganan kontrak bakal berlangsung pekan ini.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

“Hal ini sangat menyedihkan, karena hampir dipastikan ini laga terakhir saya bersama Inter. Saya sudah melakukan apa yang harus dilakukan. Tugas saya selesai. Saya sudah menjadi bagian dari sejarah klub ini dan di waktu mendatang Inter bakal menjadi tak sama seperti saat ini lagi,” ungkap Mourinho emosional seusai pertandingan, seperti dilansir yahoosports.com.

“Saya memang sangat sedih bila bicara soal kemungkinan untuk pergi. Tapi dalam urusan profesional, saya berusaha untuk bersikap sedingin mungkin untuk berusaha menemukan apa yang harus saya lakukan di waktu mendatang.” Sambungnya.

Kemenangan 2-0 kontra Bayern Munich di partai final mengantarkan Mourinho masuk grup elite. Ia mengikuti jejak Ernst Happel dan Otmar Hitzfeld menjadi pelatih ketiga sepanjang sejarah yang mampu merengkuh gelar Liga Champions bersama dua klub berbeda. Trofi pertama Mourinho didapat ketiga menakhodai FC Porto pada 2004.

yms