SOLOPOS.COM - Ilustrasi peluncuran salah satu roket Ariane (arianespace.com)

Solopos.com, JAKARTA — Perusahaan peluncur roket asal Prancis Arianespace kembali menjajaki kerja sama dengan operator telekomunikasi Indonesia. Terakhir, kedua institusi itu bergandengan meluncurkan satelit Telkom 2 milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., 16 November 2005.

Managing Director Arianespace untuk Asia Tenggara Richard Bowles mengatakan pembicaraan dengan operator telekomunikasi Indonesia itu terus dilakukan secara intensif karena perusahaannya sudah berpengalaman menangani satelit milik Telkom. Perseroan, menurut Bowles, juga berhasil meluncurkan roket Ariane 5 yang membawa dua satelit telekomuikasi milik operator Eropa, Qatar, dan India pada 29 Agustus lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ya, tentu saja pembicaraan dengan Telkom tetap intens kami lakukan, ada peluang sehingga kami intens,” katanya ditemui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Jakarta, akhir pekan lalu.

Bowles mengatakan, saat ini, Arianespace yang didirikan 1980 itu sudah meluncurkan empat satelit bagi Indonesia. Pertama, Satelit Palapa C2 milik PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo, diakuisis oleh Indosat) 15 Mei 1996 di Kourou, Guyana Prancis. Satelit itu dibuat oleh Hughes (AS) dan diluncurkan oleh Arianespace dengan menggunakan roket Ariane-44L H10-3.

Setelah itu disusul Satelit Cakrawarta I atau Indostar yang merupakan satelit penyiaran langsung pertama di Asia yang diluncurkan 12 November 1997 dengan menggunakan roket Ariane 44L-3 juga dari Guyana. Setelah itu Telkom I diluncurkan 1999 dan Telkom 2 pada 16 November 2005 dengan roket Ariane 5. Cakupannya untuk Asia Tenggara dan anak benua India dengan umur operasi selama 15 tahun.

“Sudah empat satelit, dalam sejarah kami di Indonesia, dan di sini kami tak pernah gagal sama sekali,” kata Bowles.

Secara keseluruhan, katanya, perseroan sudah meluncurkan 65 satelit bagi operator telekomunikasi di negara-negara Asia dan mengantongi delapan satelit dari negara-negara di Asia meski belum menyebutkan detailnya. “Belum untuk saat ini [kemampuan Indonesia meluncurkan sendiri], karena memang teknologi ini sangat rumit, terkait dengan nuklir, radiasi, ini special technology, bukan sekadar teknologi untuk dipergunakan di komputer,” jelasnya.

Pembicaraan dengan operator telekomunikasi Indonesia terbuka mengingat PT Telkom memakai roket Proton-M saat meluncurkan Satelit Telkom 3 pada 6 Agustus 2012 dari Kazakhstan yang hilang dalam beberapa jam sebelum mencapai orbit akibat gagal dalam tahapan Briz-M. Satelit yang dibuat oleh ISS Reshetnev diluncurkan bersama dengan satelit Express-MD2 dengan roket Proton-M.

Roket ini dibuat oleh Khrunichev, Rusia, kompetitor utama dari Arianespace. Kompetitor lain dengan pangsa pasar minim yakni roket Atlas (dibuat oleh Lockheed Martin), Soyuz (OKB-1), dan Falcon 9 (SpaceX, AS).

Pada 29 Agustus lalu, Arianespace kembali mencatatkan kesuksesan peluncuran Ariane 5 yang ke-57 kali. Roket Ariana 5 itu membawa dua satelit komunikasi yakni Eutelsat 25B/Es’hail 1 untuk operator Telko Es”hailSat (Qatar) dan Eutelsat (Eropa), dan GSAT-7 bagi Indian Space Research Organisation (ISRO).

“Ini sekali lagi menegaskan kendalan kami. Kami terus menetapkan standar akses ruang bagi semua operator, baik lembaga antariksa nasioanl, internasional, swasta, maupun pemerintah,” kata Chairman dan CEO Arianespace Stephane Israel dalam keterangan resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya