SOLOPOS.COM - Ardhito Pramono. (Instagram/@ardhitopramono)

Solopos.com, SOLO-Suara lembut Ardhito Pramono mampu menyihir penonton di panggung Java Jazz Festival 2023. Sorak sorai penonton semakin keras ketika Ardhito mengenakan baju polo hitam dan celana jeans.  Simak ulasannya di kabar artis kali ini.

Dimulai dengan menyanyikan lagu Dancing in September, pria berusia 28 tahun ini membunyikan tuts pianonya seolah menyapa penggemar yang terus berdatangan.  Tanpa jeda, Ardhito pun melanjutkan ke lagu selanjutnya, yakni Fine Today yang menjadi OST film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang dirilis pada 2019.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Setelah menyelesaikan kedua lagunya, Ardhito Pramono kemudian menyapa penonton Java Jazz Festival 2023. Dia bersyukur bisa kembali tampil di pertunjukan musik tersebut, di mana sebelumnya dia tampil terakhir pada 2019.

“Sudah lama sekali rasanya tidak ke Java Jazz. Setelah saya melakukan kesalahan rasanya sedih sekali tapi jadi pembelajaran,” kenangnya.

Dia membuat guyonan perihal penangkapannya oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) beberapa waktu lalu yang disambut riuh sorakan penonton. Baginya, lagu Sudah yang dirinya ciptakan menjadi lagu yang selalu menemaninya selama masa-masa sulit.

Selama menyanyikan lagu tersebut dalam konser musik jaz, terlihat penonton sangat menikmati sambil menyanyi bersama. Seakan tak berhenti menghipnotis penontonnya, dia pun berpesan bahwa meski tak hanya kondisi sendiri yang sangat menyiksa, nyatanya hubungan asmara yang beracun alias toxic juga sebaiknya dihindari. Dari sana, dia pun kembali melanjutkan lagu I Just Couldn’t Save You Tonight, yang juga menjadi OST film Story of Kale, di mana dirinya beradu akting dengan Aurelie Moeremans pada 2020.

Menambah riuh suasana Java Jazz Festival 2023,  Ardhito Pramono pun memainkan alat musik gitar sembari menyanyikan lagu andalannya Cigarettes, yang masuk ke dalam jajaran lagu kelima dari album A Letter to My 17 Year Old yang dirilis  pada 2019 lalu. Setelah asik menembangkan lagu-lagu kenamaannya, kini Ardhito mulai beralih pada lagu terbarunya “Waking up Together” Meski banyak penonton yang belum hafal, akan tetapi itu tidak menyurutkan antusiasme penonton untuk bisa merekam tiap sisi penampilan. Bitterlove pun seolah menjadi pemancing suasana dalam tampilannya kali ini.

Lewat nyanyian dan alunan irama yang diaransemen ulang menjadi lebih jaz, dia menceritakan soal pahitnya cinta yang dialami oleh banyak anak muda. Bitterlove memang menjadi lagu, di mana dirinya ingin menyampaikan pesan bahwa ketika kita mencintai seseorang maka harus siap untuk mengalami kekecewaan, bahkan harus rela jika hubungannya kandas. Musisi yang lahir di Jakarta, Indonesia pada 22 Mei 1995 itu memang menjadi penggemar jaz serta penggemar lagu-lagu dari era 40-an, 50-an, 60-an, dan 70-an.

Diiringi flute dan terompet yang saling bersahutan, lagu ini nampak berbeda dan menjadi pengalaman tersendiri bagi penonton yang sudah lama tidak berjumpa dengan sosoknya. Tak ingin menyia-nyiakan sedikitpun kesempatan di penghujung waktunya, Ardhito pun segera mendendangkan sejumlah lagu Here We Go Again, Wijayakusuma hinga lagu terbarunya Ready.

“Java Jazz memang menjadi lagu tempat yang menyanyikan lagu baru, kalau dulu major label enggak boleh, sekarang kita sudah indie,” katanya yang disambut gelak tawa penonton satu ruangan.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Ardhito Pramono ‘Hipnotis’ Penonton Java Jazz Festival 2023 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya