SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Sekolah-sekolah di Klaten diminta memperketat pengamanan sekolah mereka. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi aksi pencurian perangkat komputer yang sedianya digunakan untuk ujian nasional berbasis komputer (UNBK) April mendatang.

Kabid SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Lasa, mengatakan selain mengandalkan penjaga sekolah, pengamanan perangkat komputer untuk UNBK dilakukan dengan mulai menggelar piket panitia UNBK masing-masing sekolah. Piket itu bisa dilakukan melalui koordinasi dengan kepolisian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, antisipasi aksi pencurian juga diharapkan bisa dilakukan dengan memperkecil celah pencuri masuk ruangan laboratorium komputer. Cara tersebut bisa dilakukan dengan memasang teralis pada jendela dan pintu serta melengkapi ruangan dengan kamera closed circuit television (CCTV). “Alhamdulillah sekolah-sekolah sudah banyak memperkuat pengamanan tersebut,” kata Lasa saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (2/1/2019).

Imbauan itu diberikan agar kasus pencurian komputer di SMPN 2 Juwiring pada Kamis (20/12/2018) tak lagi terulang. Pencuri menggondol 33 CPU dan 24 monitor LCD dari ruang laboratorium dan ruang guru meski jendela ruangan sudah dilengkapi teralis dan pintu dipalangi besi.

Terkait pelaksanaan UNBK di SMPN 2 Juwiring Klaten, Lasa memastikan sekolah tersebut tetap menggelar UNBK. “Sekolah bersama komite sudah berkoordinasi. Keputusannya UNBK tetap dilaksanakan. Untuk kekurangan komputer dicarikan dengan meminjam laptop atau komputer milik guru atau sekolah lain,” jelas Lasa.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan juga meminta agar pengamanan sekolah ditingkatkan mendekati UNBK yang dijadwalkan digelar mulai 22 April. “Yang jelas itu semua sekolah kami harapkan dilengkapi CCTV. Kalau saat ini sekitar 70 persen SMP negeri sudah ada CCTV,” jelas Nugroho.

Nugroho menjelaskan UNBK digelar di seluruh SMP wilayah Klaten termasuk 65 SMP negeri. Namun, salah satu permasalahan pelaksanaan UNBK tersebut yakni masih ada sejumlah sekolah yang kekurangan komputer.

Sebagian ada yang belum terpenuhi. Kami sudah meminta sekolah untuk mengupayakan penambahan komputer tersebut dengan memanfaatkan komputer milik guru atau meminjam. Yang perlu digaris bawahi, jangan sampai ada pungutan ke orang tua siswa dengan alasan penambahan fasilitas komputer,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya