SOLOPOS.COM - CEO Shopee Chris Feng (Detik)

Aplikasi terbaru Shopee menyediakan dana hingga Rp100 miliar. Untuk apa?

Solopos.com, TANGERANG — Aplikasi mobile sosial marketplace, Shopee, mengalokasikan Rp100 miliar untuk mendorong lebih banyak anak muda Indonesia menjadi pengusaha, terutama dalam sektor industri kreatif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dilansir Antara, Rabu (27/4/2016), CEO Shopee, Chris Feng, mengatakan pihaknya mengucurkan dana investasi sebesar Rp100 miliar untuk program Young Entrepreneur Program.

“Dengan investasi Rp100 miliar ini, kami meluncurkan Young Entrepreneur Program sebagai komitmen jangka panjang mendukung pengusaha muda di Indonesia dengan mengembangkan bisnis secara online,” kata CEO Shopee, Chris Feng, di area Indonesia E-Commerce Summit and Expo di Tangerang.

Ia mengatakan, hal ini merupakan salah satu upaya mengatasi tiga permasalahan utama bagi pengusaha muda memulai bisnis mereka, yaitu pengetahuan tentang bisnis, teknologi dan finansial.

“Kami mempersiapkan program dukungan yang mencakup dukungan dengan teknologi platform Shopee, pengembangan keterampilan mengenai e-commerce dan dukungan finansial berupa modal usaha,” kata Chris.

Ia mengungkapkan, inisiatif ini juga tidak terlepas dari fakta dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, jumlah pengusaha kurang dari 2% hingga 2015. Dari angka ini, hanya 0,8% pengusaha yang berusia di bawah 40 tahun.

Padahal, lanjut Chris, anak muda lebih aktif melahirkan ide-ide bisnis kreatif terutama dalam beberapa subsektor industri kreatif seperti pakaian, kuliner, kerajinan dan seni rupa.

Salah satu program yang sudah dilakukan Shopee untuk menjaring pengusaha muda adalah Shopee Campus Competition yang digelar di 89 universitas di seluruh Indonesia.

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu, Chris Feng lalu bercerita pengalamannya saat membuka layanan bisnis online Shopee di sejumlah negara. Dari pengamatannya selama enam bulan ini, pengguna Indonesia memiliki keunikan tersendiri di banding negara lain.

Menurut Feng, pembeli Indonesia paling banyak menghabiskan waktu lebih lama menggunakan platform mobile dibanding negara lain. Ada tiga jenis barang yang paling banyak dicari, yakni pakaian, kostmetik dan perangkat gadget.

Ia mencatat pengguna dari Indonesia lebih suka berkomunikasi dengan penjual di situs bisnis online Shopee. Entah itu menanyakan stok, jenis barang dan lain-lain. “Karena itu kami menyediakan fitur chat antara penjual dan pembeli di aplikasi Shopee. Sehingga interaksi dua belah pihak lebih mudah,” ujar Chris.

Namun paling menarik, pembeli dari Indonesia lebih sabar dibandingkan negara lain. “Mungkin karena koneksi Internetnya lebih lambat dibanding negara lain, sehingga lebih menerima kekurangan yang ada. Sementara negara lain, maunya serba cepat,” jelas pria lulusan National University of Singapore tersebut.

Dengan keunikan yang dimiliki pembeli di Indonesia, Chris yakin layanan bisnis online Shopee bakal sukses di Tanah Air. Terlebih ia telah merekrut tenaga dari lokal sehingga lebih mengetahui kebutuhan penggguna di Indonesia.

Saat ini, layanan bisnis online Shopee telah diunduh lebih dari 1 juta kali. Meski baru enam bulan beroperasi, jumlah transaksi dinilai cukup tinggi. “Kita baru soft lauching, tapi basket size-nya sudah US$10 atau Rp135.250,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya