SOLOPOS.COM - Marbel Belajar Membaca (Detik)

Aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca dibuat khusus untuk memerangi buta aksara di Indonesia.   

Solopos.com, SALATIGA — Pengembang aplikasi lokal Educa Studio yang ingin berkontribusi memberantas buta aksara di Indonesia membikin aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari Detik, Senin (26/10/2015), CEO Educa Studio, Andi Taru, aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca dibuat khusus untuk menyambut Gerakan Masyarakat Membaca yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan.

“Menyambut Gerakan Masyarakat Membaca yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan hari ini, Educa Studio turut mengajak masyarakat untuk belajar membaca dengan Marbel Belajar Membaca,” kata Andi Taru.

Marbel Belajar Membaca adalah aplikasi terbaru edukatif yang memudahkan pengguna dalam mengenal huruf, mengeja suku kata, hingga membaca sejumlah kosakata disertai gambar dan animasi yang menarik.

Meski dirancang untuk anak usia 6-8 tahun, pemanfaatan aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca tak dibatasi usia, sehingga warga belajar yang berusia lanjut bisa mengasah kemampuannya dengan memanfaatkan aplikasi ini.

Dalam aplikasi terbaru gratis untuk perangkat IOS dan Android tersebut, materi disajikan dalam tampilan menarik, dilengkapi audio visual dan gambar animasi untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Selain itu, pengguna aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca  juga dapat mengasah kemampuan melalui game edukasi yang disediakan, seperti bermain menebak suku kata, bermain ketangkasan membaca dan memisahkan suku kata.

“Aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca kami rancang sebagai sarana pendidikan membaca yang mudah dipahami dan menyenangkan untuk semua kalangan, khususnya anak-anak,” kata Andi.

Dalam laporan yang dilansir Ditjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud tahun 2015, tercatat jumlah penduduk buta aksara nasional masih tersisa 3,76% atau sekitar 6 juta orang di akhir 2014 dari 250 juta masyarakat Indonesia.

Data tersebut menunjukkan kemajuan pendidikan keaksaraan yang cukup baik dalam menurunkan angka buta aksara dari 4,03% penduduk atau sekitar 6,1 juta orang di tahun sebelumnya.

Beberapa wilayah yang menjadi prioritas penuntasan tuna aksara Kemendikbud adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Tantangan yang dihadapi adalah menjangkau dan memantau upaya penuntasan tuna aksara di daerah-daerah pelosok dengan kelompok penduduk yang ditargetkan juga telah berusia lanjut.

Selain melalui program pendidikan pendidikan keaksaraan dasar yang telah disiapkan oleh pemerintah, elemen masyarakat lainnya juga memiliki tanggung jawab untuk turut memberantas buta huruf melalui metode-metode yang kreatif dan inovatif atau aplikasi terbaru dalam menjangkau seluruh penduduk di pelosok Tanah Air.

“Kami berharap aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat sehingga mampu berkontribusi terhadap penuntasan tuna aksara di Indonesia,” tambah Andi.

Aplikasi  terbaru yang telah diunduh lebih dari 350.000 kali ini juga meluncurkan fitur tambahan berupa materi belajar eja nama buah, eja nama sayur, eja warna dan eja nama hewan.

Selain penambahan fitur, Educa Studio secara konsisten melakukan optimasi performa dari aplikasi terbaru Marbel Belajar Membaca, antara lain dengan meningkatkan standar rekaman suara dengan teknologi terkini sehingga suara menjadi lebih jernih serta menggunakan Intel NDK untuk versi Android agar kecepatan aplikasi menjadi lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya