Aplikasi terbaru e-commerce 3.0 mulai dikembangkan Kemenkominfo dan Baidu.
Solopos.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyambut baik tawaran Baidu dalam kerja sama dalam pengembangan ekonomi berbasis Internet melalui aplikasi terbaru e-commerce 3.0 dan program pariwisata.
Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis
Seperti dilansir Detik, Kamis (15/10/2015), Menkominfo Rudiantara sudah bertemu dengan President Baidu Inc, Qin Zhang, dan mengapresiasi kerja sama dalam pengembangan aplikasi terbaru e-commerce 3.0
“Kemarin sore saya bertemu dengan President Baidu Inc., Qin Zhang. Saya apresiasi inisiatif Baidu untuk mengembangkan kapasitas nasional,” ungkapnya.
Seperti diketahui, pertemuan ini bukan kali pertama dilakukan Baidu-Menkominfo. Baidu beserta Kementerian Kominfo, dan Badan Ekonomi Kreatif,sebelumnya telah bertemu untuk mewujudkan rencana tersebut melalui program Grow Local, Go Global.
“Baidu akan membantu Indonesia untuk mengembangkan aplikasi terbaru e-commerce 3.0. Baidu juga akan mengembangkan aplikasi-aplikasi untuk mendukung peningkatkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia,” papar Rudiantara.
Direktur Baidu Indonesia, Bao Jialei, sebelumnya mengatakan, saat ini startup di Indonesia menghadapi sejumlah kendala dalam menembus akses pasar di luar negeri.
Di antaranya hambatan dalam akses pendanaan, pengadaan infrastruktur, keterbatasan teknologi serta ketiadaan riset pasar. “Melalui sumber daya yang dimiliki Baidu, kami ingin mengurangi hambatan-hambatan tersebut,” katanya.
Baidu rencananya akan menyediakan dana US$1 juta aatau Rp13 miliar dalam bentuk investasi pemasaran dan teknologi yang disediakan melalui berbagai platform yang dimilikinya. Raksasa Internet asal Tiongkok itu juga akan membangun infrastruktur kerja bagi startup di tiga kota, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Program itu nantinya menyasar pengembangan startup dan aplikasi untuk menangkap peluang pasar wisatawan Tiongkok yang akan berkunjung ke Indonesia. Baidu menargetkan dapat berkontribusi sebesar 600.000 wisatawan Tiongkok atau 18% dari target pemerintah Indonesia tahun 2016 melalui berbagai aplikasi terbaru yang dimilikinya.
“Baidu menargetkan dalam tahun pertama program ini akan ada 300 startup. Dengan rata-rata startup menghasilkan lima aplikasi maka akan ada 1.500 aplikasi terbaru untuk program go local dan untuk program go global akan diambil 15 startup yang paling baik,” ujarnya.
Menanggapi aksi yang dilakukan Baidu, Menkominfo selain memberikan apresiasi juga mengakui langkah bisnis yang dilakukan perusahaan asal Tiongkok itu cukup cerdik.
“Indonesia pada tahun 2019 menargetkan 10 juta wisatawan asal Tiongkok dan saat itu akan ada potensi uang berputar per tahun sekitar US$10 miliar. Baidu bangun dulu platform sebelum target itu terealisasi. Saya imbau aplikasi lokal manfaatkan kesempatan yang ditawarkan Baidu ini,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya, riset yang dilakukan GFK terungkap 61% warga di kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Surabaya, memiliki smartphone. Rata-rata pemakaian smartphone mereka 5,5 jam per hari dan puncaknya terjadi pada malam hari.
Kebiasaan menggunakan smartphone malah lebih lama dibandingkan saat mereka melihat televisi yang cuma menghabiskan empat jam per hari, dan mendengarkan radio sekitar 60 menit saja.
Sedangkan dari kajian OECD, terlihat kontribusi ekonomi berbasis Internet ke total GDP baru sekitar 1,5% di Indonesia dengan pertumbuhan tahunan 2010-2016 adalah 16,6%. Value chain dari ekonomi berbasis Internet di Indonesia adalah e-commerce, online service, content rights, enabling technology dan service rights, connectivity dan interface.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
