SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Perkembangan teknologi kini semakin memudahkan untuk membayar zakat, bisa melalu marketplace dan perusahaan start-up. Munculnya beberapa pilihan membayar zakat melalui aplikasi yang dikeluarkan oleh seperti Grab, Go-jek, Tokopedia, dan sejumlah aplikasi lainnya telah berhasil mendongkrak penghimpunan zakat.

Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nasional (Baznas) pernah melaporkan bahwa pada saat kemunculan aplikasi tersebut, angka kecenderungan pemakaian aplikasi online untuk membayar zakat tumbuh sebesar 12%. Pada 2019 ini, angka tersebut diprediksi tumbuh sekitar 16%.  Besar kemungkinan kenaikan angka pertumbuhan ini dipengaruhi secara signifikan oleh perilaku masyarakat yang sehari-harinya dikuasai oleh gadget, smartphone, dan media digital online lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Muhammad Syamsudin, mengungkapkan mulai maraknya penggunaan aplikasi digital ini, maka Baznas tampil dengan menghadirkan sejumlah platform. Dalam tubuh jam’iyah Nahdlatul Ulama, Nucare-Lazisnu sebagai lembaga amil zakat yang dikelola oleh warga nahdliyin, juga menghadirkan sejumlah platform untuk memenuhi ruang kosong dari pengguna media yang satu ini.

Dikutip dari laman Nadhatul Ulama, Kamis (6/6/2019), terdapat beberapa karakter masyarakat yang saat ini mempengaruhi tingginya penggunaan e-zakat, antara lain:

1. Masyarakat modern adalah masyarakat yang dipenuhi oleh hasrat ingin segalanya berlangsung cepat. Waktu adalah uang, menjadi karakter khas masyarakat ini. Kesibukan dan perhatiannya terhadap bidang pekerjaan yang digelutinya menjadikannya kurang efektif bila terlalu banyak melakukan gerak pindah tempat yang dipisahkan oleh jarak dan waktu.

2. Karakter masyarakat modern adalah karakter visual dan mesin. Visualisasi platform zakat yang menarik akan banyak mempengaruhi pola kecenderungan masyarakat dalam membayar zakat lewat aplikasi itu.

3. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang gemar belajar tanpa memandang perlunya dekat dengan seorang guru. Ruang tatap muka disatukan oleh media digital. Untuk itulah ruang pemasaran produk keagamaan terkadang memerlukan tempat yang bisa dengan cepat diakses mereka.

Itulah sebabnya proses pengiklanan keberadaan lembaga amil zakat (LAZ) dengan menawarkan tingkat penyaluran dan jaminan yang tinggi akan nilai syariahnya, akan lebih banyak diburu dibandingkan dengan  LAZ konvensional tanpa media.

Ketiga alasan di atas secara tidak langsung menjadi satu tantangan tersendiri bagi LAZ. Mereka dipaksa untuk menyediakan struktur keamilan yang bisa menjawab kebutuhan tersebut dengan bekal media komunikasi dan digital.

Karena bagaimanapun, zakat merupakan praktik ibadah sosial yang mewajibkan adanya akad ijab dan kabul. Hal ini berbeda dengan praktik muamalah lainnya seperti jual beli yang dalam beberapa segi, akad ijab dan kabul dapat dilakukan menurut ‘urf (tradisi) yang berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya