SOLOPOS.COM - aplikasi DIS di telepon selular. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, JOGJA-Sebuah pilot project pembuatan Disaster Information System (DIS) untuk DIY diluncurkan. Keberadaan DIS diharapkan mampu membantu pemerintah dan lembaga-lembaga pemberi bantuan agar dapat bertindak cepat. Merespon kejadian bencana dan mengirim bantuan dalam hitungan menit.

Profesor Sukamoto, guru besar di Osaka University berbagi cerita pengalamannya saat terjadi bencana di negeri sakura, Jepang. Termasuk, bencana gempa bumi pada 1995 di Kobe yang memakan korban 6.000 orang lebih.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

“Saat itu saya langsung menjadi volunteer untuk mengumpulkan informasi melalui Ponsel. Saya menggunakan sarana SMS. Tapi, informasi semacam ini mengalami banyak kendala,” ujar pria yang juga menjadi Koordinator Program Respect Osaka University itu di Yongma, Fisipol UGM, Selasa (21/10/2013).

Sukamoto mengatakan, untuk menghadapi berbagai kejadian bencana alam setiap daerah memiliki sistem informasi berbeda-beda. Sistem tersebut berjalan sendiri-sendiri dan belum menyatu. Karena itu, katanya, butuh media yang lebih besar untuk memuat seluruh area bencana.

“Suaru informasi mendukung dan sangat bermanfaat bagi para pekerja kemanusiaan. Sayangnya, dari pengalaman bekerja di banyak negara cara bekerjanya selama ini mirip dengan sistem birokrasi. Satu sama lain, sulit berkoordinasi seperti di Indonesia,” ujar pria yang sudah bekerja selama 20 tahun di bidang kemanusiaan itu.

DIS, lanjut dia, menggunakan banyak aplikasi sehingga bisa menjadi model simpul yang dapat dioperasionalkan. Dengan memanfaatkan google map, lanjutnya, DIS memudahkan para relawan untuk mengetahui suatu kejadian bencana. Dengan google map tersebut, data informasi yang diterima jauh lebih detail.

“Sebab, lokasi korban yang membutuhkan bantuan dapat langsung diketahui dan para relawan akan sangat cepat menyalurkan bantuan. Ingat, salah satu alasan penyebab tingginya jumlah korban dan kerugian selama bencana adalah tertundanya pengiriman bantuan darurat ke area yang terkena bencana paling besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya