SOLOPOS.COM - Hafiz Naufal Rahman (tengah) diapit dua rekannya seusai dinyatakan menjadi pemenang Lomba Aplikasi Mobile Kihajar 2019 di Semarang, Kamis (19/9/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG – Rendahnya tingkat penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar di kalangan generasi milenial membuat seorang pelajar asal Malang, Hafiz Naufal Rahman, menciptakan sebuah aplikasi bertajuk Sibowo.

Aplikasi kepanjangan dari Sinau Boso Jowo itu pun mampu mengantarkan pelajar SMK Telkom Malang itu meraih juara pertama kategori pelajar dalam Lomba Aplikasi Mobile Kihajar 2019 yang digelar Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dijumpai Semarangpos.com sesuai menerima hadiah, Hafiz tak menyangka jika aplikasinya itu mampu mengantarkannya sebagai juara. “Ya senang. Enggak menyangka bisa juara,” ujar Hafiz.

Untuk membuat aplikasi itu, Hafiz mengaku hanya butuh waktu sekitar 1 bulan. Dalam membuat aplikasi itu, ia dibantu dua rekannya, Muhammad Andika Tata, dan Yusuf Wibisono, serta dibimbing gurunya, M. Arifin.

Ekspedisi Mudik 2024

Hafiz mengaku alasannya membuat aplikasi Sibowo tak terlepas dari keprihatinan rendahnya tingkat penggunaan bahasa Jawa di kalangan generasi milenial saat ini.

“Kalau bahasa Jawa sehari-hari yang digunakan memang banyak. Tapi yang benar dan sesuai tata krama kan sekarang jarang. Bahkan di lingkungan keluarga, anak-anak kecil sekarang lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia untuk percakapan,” jelas Hafiz.

Lomba Aplikasi Mobile Kihajar

Hafiz Naufal Rahman menunjukkan aplikasi Sibowo yang memenangi Lomba Aplikasi Mobile Kihajar 2019 di Semarang, Kamis (19/9/2019).

Hafiz mengatakan pada aplikasi Sibowo itu dirinya ingin memperkenalkan bahasa Jawa secara luas, terutama kepada siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Tidak hanya bahasa Jawa sehari-hari, tapi juga penggunaannya secara tepat.

“Kan bahasa Jawa itu mengenal krama, krama inggil, dan ngaka, seperti apa penggunaannya, kepada siapa, itu dijelaskan di aplikasi ini. Selain itu, aplikasi ini juga ada fitur kamusnya. Ada 700 kosakata Jawa berikut terjemahannya ke bahasa Indonesia. Memang baru sedikit dan butuh pengembangan lebih lanjut,” terang siswa kelas X itu.

Salah seorang juri dari akademisi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Heru Agus Santoso, mengatakan ada beberapa faktor yang membuat pihaknya memilih aplikasi Sibowo sebagai juara Lomba Aplikasi Mobile Kihajar.

“Ada beberapa unsur yang kita jadikan pertimbangan dalam penjurian. Pertama dari konsep, desain, teknologi, dan warna. Nah, Sibowo ini memenuhi semua unsur itu. Secara konsep sosial dan budaya aplikasi ini memenuhi, desainnya dan warna juga. Sedangkan teknologi juga memakai yang baru, yakni firebase dan bahasa kotlin,” tutur Heru.

Sementara itu, Kepala BPMPK Kemendikbud, Toni Setyawan, mengatakan Lomba Apilikasi Mobile Kihajar merupakan lomba karya aplikasi mobile edukasi yang digelar rutin setiap tahun. Kali ini lomba itu diikuti puluhan peserta yang terbagi dalam tiga kategori, yakni guru, pelajar, dan umum.

“Aplikasi yang menang ini nanti akan kita pasang di website kami dan bisa diunduh secara gratis. Alamat website-nya di m-edukasi.kemdikbud.go.id,” ujar Toni.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya