SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash; </strong>Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Tengah mengaku bosan dengan rumusan tuntutan buruh yang disampaikan setiap peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day dari tahun ke tahun. Hal itu diungkapkan Ketua Apindo Jateng Frans Kongi menjelang peringatan May day yang lazim diwarnai demonstrasi buruh itu.</p><p>Berbeda dengan fokus tuntutan buruh pada Hari Buruh Internasional atau May Day tahun 2018 itu terhadap kebijakan pemerintah yang membuka lebar gerbang negara bagi tenaga kerja asing (TKA), Frans Kongi di depan insan media massa justru memaparkan tentang kenaikan upah buruh yang menurut dia diterapkan secara asal-asalan.</p><p>Mengabaikan kondisi aktual tuntutan buruh yang lebih peduli dengan longgarnya regulasi yang diatur pemerintah bagi tenaga kerja asing di negara ini, representasi Apindo Jateng itu justru panjang lebar menguraikan beratnya beban para pengusaha akibat tuntutan kenaikan upah.</p><p>"Karena itulah, saat May Day 1 Mei, kami bersama tripartit dan pemerintah provinsi Jawa Tengah akan merayakan secara serentak di 35 daerah dengan berbagai perayaan seperti jalan santai diselingi hiburan menarik lainnya. Setelah itu, kita minta pemerintah melakukan kajian bersama untuk penentuan upah agar setiap tahun tidak terjadi kenaikan upah," ungkap Frans sebagaimana dikutip <em>Jaringan Informasi Bisnis Indonesia</em> (<em>JIBI</em>), Senin (30/4/2018).</p><p>Menurutnya, dilihat dari perkembangannya setiap tahun, para buruh mulai bisa bersikap dewasa untuk menuntut kenaikan upahnya. Frans menuturkan buruh jangan sampai bertindak semaunya dengan meminta kenaikan upah secara terus-menerus.</p><p>Para buruh, kata Frans semestinya sudah bisa memahami situasi yang muncul di lingkungan kerjanya. Sehingga ketika peringatan May Day tiba, mereka tidak serta-merta menuntut kenaikan upah terlalu tinggi. "Buruh pasti tahulah kondisi pabrik tempatnya bekerja. Seperti apa kondisinya, jadi saya rasa buruh mulai memahami kondisi keuangan pabrik," tuturnya.</p><p>Meski begitu, dia mengaku tak akan melarang para buruh untuk berunjuk rasa saat May Day 1 Mei nanti. Apindo lanjut Frans mempersilahkan buruh menggelar aksi damai dan menjaga kondusivitas setiap kabupaten/kota. Dia mengaku cukup optimistis laju perekonomian Indonesia berangsur membaik saat menginjak tahun ketiga dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi.</p><p>Menurutnya Jokowi mampu menumbuhkan semangat berinvestasi melalui program pembangunan infrastruktur jangka panjang terutama dalam membangun jalan tol, bandara serta memperkuat sektor kemaritiman Indonesia. "Kita yakin peluang usaha saat ini jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Apalagi Pak Presiden mempunyai program-program Nawacita yang bisa bersinergi dengan para pengusaha di daerah," ujar Frans.</p><p style="font-style: normal; line-height: 150%;"><strong><em><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</em></strong></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya