SOLOPOS.COM - Foto udara uji coba bus Batik Solo Trans (BST) Koridor 1 melintasi jalur contra flow Jl. Slamet Riyadi pada Kamis (24/12/2020).(Istimewa/Dishub Solo)

Solopos.com, SOLO -- Lima titik alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL jalur contra flow untuk bus BST Jl Slamet Riyadi Solo akan diatur ulang mulai Rabu (21/4/2021).

APILL itu akan dioperasionalkan bersamaan dengan arus lalu lintas dari barat. Hal itu untuk mengurangi antrean dan tundaan lalu lintas sepanjang jalan terpadat Kota Bengawan itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Ari Wibowo, mengatakan kelima titik APILL itu adalah Simpang Gendengan, Sriwedari, Ngapeman, Pasar Pon, dan Nonongan. Optimalisasi tersebut dimulai pada Rabu (21/4/2021).

Baca Juga: Viral Adu Banteng Avanza Vs BST Solo, Kedua Sopir Diperiksa Polisi

“Ini adalah optimalisasi dengan pembuatan fase atau pergerakan lalu lintas yang dibersamakan antara bus Batik Solo Trans [BST] dari timur dengan arus lalu lintas dari barat. Selain untuk mengurangi penumpukan kendaraan, ini sekaligus menindaklanjuti aduan masyarakat dan permintaan Wali Kota,” katanya kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).

Dishub Solo sudah menambah peralatan berupa boks lampu panah belok kanan guna melengkapi optimalisasi APILL jalur contra flow BST tersebut. Lebih lanjut, perubahan pergerakan lalu lintas dilakukan dengan mengefektifkan waktu siklus atau perputaran waktu hijau dari arah barat dan timur maupun utara.

Pengaturan Kendaraan Belok Kanan

Sebelumnya, arus lalu lintas dari barat, timur, dan utara dipisah, namun operasional BST membuat siklus itu diubah.

Baca Juga: Wali Kota Gibran Didesak Keluarkan Larangan Perdagangan Daging Anjing Di Solo

“Kami barengkan. Jadi ketika BST melintas dari timur ke barat, fasenya kami barengkan. Teknisnya bisa dan diperbolehkan, namun dengan memfasilitasi arus dari barat yang belok kanan. Ketika BST melintas, kendaraan yang belok kanan ini ditahan atau berhenti dulu di kaki simpang dengan boks lampu APILL panah kanan warna merah. Kemudian saat APILL berubah hijau, kendaraan yang belok kanan akan diizinkan,” jelasnya.

Ari menyebut pengaturan ulang APILL jalur contra flow BST Jl Slamet Riyadi Solo ini adalah upaya menindaklanjuti aduan masyarakat mengenai kepadatan tinggi dan antrean panjang di ruas jalan itu.

Dishub terus melakukan evaluasi maupun pengkajian dan survei ulang guna melihat data komparasi sebelum dan sesudah penerapan cara itu.

Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Avanza Adu Banteng Dengan BST Solo, Langsung Dipanggil

Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kota Solo, Mudo Prayitno, mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari evaluasi penerapan jalur lawan arah selama ini.

Mengubah Sudut Parkir

“Penerapan late start harapannya tidak hanya mengurangi kepadatan lalu lintas. Tetapi faktor keselamatan lalu lintas sepanjang area contra flow BST Jl Slamet Riyadi Solo juga kami utamakan,” katanya.

Menurutnya, penerapan jalur lawan arah memang berdampak pada kepadatan kendaraan walaupun Dishub sudah mengubah sudut parkir. Penggunaan lajur khusus untuk BST berakibat pada pengurangan kapasitas jalan.

Baca Juga: Viral Avanza Adu Banteng Dengan Bus BST Solo Gara-Gara Terobos Jalur Contraflow

Selain itu, perilaku berlalu lintas pengguna jalan yang menggunakan jalur BST untuk belok kanan kerap membuat jalur tersebut tampak semrawut.

“Akibat dari padatnya lalu lintas area simpang dan pengendara yang tidak sabar untuk mengantre pada jalur yang telah ditetapkan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya