SOLOPOS.COM - Korban salah tangkap, Zhang Yuhuan (kiri) menangis bersama sang putra Zhang Baogang di rumahnya di Jinxian, setelah resmi dibebaskan pada 4 Agustus 2020. (Chengdu Economic Daily)

Solopos.com, JIANGXI — Kisah tragis dialami pria bernama Zhang Yuhuan penduduk desa Jinxian, Nanchang, China. Pria berusia 53 tahun ini menghabiskan 27 tahun di penjara padahal dirinya tak melakukan perbuatan kriminal. Zhang dari terpidana menjadi korban salah tangkap.

Underpass Transito Laweyan Solo Dilengkapi Tangga Untuk Pejalan Kaki, Ini Penampakannya

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Zhan Yuhuan dinyatakan sebagai korban salah tangkap oleh Pengadilan Tinggi Jianxi, China. Pada Selasa (4/8/2020), Zhang berhak bebas dan dibersihkan namanya atas segala macam vonis hukum yang pernah didapatnya di masa lalu.

Menyadur China Daily, Rabu (5/8/2020), Zhang dibebaskan setelah pengadilan menganggap dirinya tak bersalah. Barang bukti dalam kasusnya dianggap tak cukup meyakinkan untuk mnenjadikannya tersangka.

Begini Cara Mengatasi Anak Pemalu ‘Si Jago Kandang’

Zhang yang merupakan penduduk desa Jinxian, Nanchang, disebut-sebut sebagai tahanan terpanjang yang dihukum secara salah di China.

Dia telah diberitahu bahwa dirinya punya hak untuk menuntut kompensasi kepada negara yang semena-mena menghilangkan kebabasannya selama lebih dari seperempat abad. “Saya akan menegosiasikan jumlah kompensasi yang tepat dengan klien saya,” kata Wang Fei, pengacara Zhang.

“Kami juga berencana untuk meminta mereka yang melakukan keguguran yudisial dalam kasus ini agar bertanggung jawab.”

Tak Ada Angin dan Hujan, Rumah Tukang Pijat di Madiun Roboh

Pengadilan Menengah Rakyat Nanchang menjatuhkan hukuman mati kepada Zhang pada Januari 1995 setelah dituduh membunuh dua anak tetangganya pada 1993.

Saat itu Zhang sempat membantah tuduhan tersebut. Dia mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi, menambahkan dia disiksa oleh polisi selama interogasi.

Akhirnya Dibebaskan

Dua bulan kemudian, pengadilan tinggi mengirim kasus itu kembali ke pengadilan yang lebih rendah dan memerintahkan pengadilan ulang karena tidak cukup bukti.

Update Covid-19 Sragen: Suami Sembuh, Istri Malah Gantian Positif

Namun, persidangan tidak dibuka kasus Zhang sampai November 2001, dan pengadilan menengah justru menguatkan putusan semula.

Setelah menjalani proses berbelit, usaha keras Zhang dan kelaruganya akhirnya membuahkan hasil pada Maret 2019.

Saat itu, pengadilan tinggi memutuskan membuka kembali kasus pembunuhan tersebut. Pada 9 Juli, jaksa provinsi menyarankan pengadilan membebaskan Zhang berdasarkan bukti yang tidak cukup.

Ini Sosok Joko Purnomo, Cawabup di Pilkada Wonogiri yang Diusung Gerindra-PKB

“Setelah kami memeriksa materi, kami tidak menemukan bukti langsung yang dapat membuktikan hukuman Zhang,” kata Tian Ganlin, hakim yang bertanggung jawab atas kasus di pengadilan tinggi. “Jadi kami menerima saran jaksa penuntut dan menyatakan Zhang tidak bersalah.”

Mantan istri Zhang mengaku sangat senang mendengar putusan pengadilan. Meski telah menceraikan Zhang 11 tahun lalu, ibu dari dua putra Zhang itu tetap membantu mantan suaminya dalam naik banding. “Saya sangat senang ketika mendengar pengumuman pengadilan,” kata mantan istri Zhang, Song Xiaonyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya