SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI–Dana desa (DD) yang digulirkan selama lima tahun terakhir memberikan dampak signifikan bagi pembangunan wilayah khususnya di Desa Jaten, Kecamatan Selogiri. Warga menikmati infrastruktur yang baik termasuk berkurangnya iuran warga untuk pemeliharaan jalan.

Sebelum ada DD, untuk membangun fasilitas umum misalnya, warga harus patungan Rp200.000 hingga Rp500.000 per keluarga. Bahkan, warga pernah ditarik patungan hingga Rp1 juta untuk perbaikan jalan. “Sekarang tidak perlu lagi iuran. Beban masyarakat berkurang. Uang untuk iuran bisa difokuskan untuk kebutuhan hidup warga,” kata Sekretaris Desa Jaten, Budianto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (13/5/2019).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selain itu, jalan dan infrastruktur lainnya di Jaten tergolong apik. Tahun ini, Pemdes Jaten mengalokasikan Rp1,25 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Angka itu terbilang besar sebab APB Desa Jaten pada 2019 tembus Rp2 miliar. Infrastruktur menjadi porsi tertinggi mengikuti aspirasi masyarakat dan prioritas pembangunan desa. “Untuk jalan saja, semula Jaten punya jalan desa sepanjang 11 kilometer. Hingga tahun lalu, sebanyak enam kilometer jalan itu naik status menjadi jalan kabupaten. Sekarang tinggal jalan dusun saja [yang perlu diperbaiki]. Kami butuh 2-3 tahun lagi untuk menuntaskannya,” imbuh dia.

Selain jalan, pembangunan juga diarahkan pada pengentasan kemiskinan dengan menurunkan jumlah rumah tak layak huni (RTLH), jambanisasi, dan pemasangan instalasi listrik gratis. Tahun ini, ada 11 RTLH direhab menggunakan DD dari total 78 RTLH yang ada. Total dana yang dialokasikan untuk rehab RTLH berikut program pengentasan kemiskinan lainnya senilai Rp200 juta.

“Biasanya kami tak sendirian. Ada bantuan untuk RTLH dari Pemerintah Provinsi Jateng 3 unit. Tahun lalu ada CSR [tanggung jawab sosial perusahaan] dari bank pemerintah sebanyak 20 unit. Tahun ini belum tahu berapa yang bakal diterima. Target kami 2-3 tahun ke depan bisa selesai masalah RTLH di Jaten,” urai Budianto.

Pemdes Jaten juga mengalokasikan dana untuk persiapan tanggap darurat menghadapi bencana kendati tidak termasuk wilayah yang rawan bencana besar. Setiap tahun, banjir melanda sejumlah dusun yakni Gempeng, Karangtalun, Getas, Brangkalan, Mantenan, Pulosari, dan Jaten. Banjir itu pun tak lama dan hanya berupa gencangan kecil. “Sebab, secara geografis, Jaten berada di posisi yang lebih rendah dan menjadi muara beberapa sungai di Selogiri,” tutur dia.

Pemberdayaan masyarakat difokuskan pada 2020 dengan target bidang-bidang sosial, termasuk penyertaan modal untuk badan usaha milik desa (BUMDes) minimal 20 persen dari DD. “BUMDes rencananya diarahkan mengelola kebutuhan pertanian untuk lahan seluas 400 hektare di Jaten mulai dari benih, pupuk, hingga obat-obatan. Pertanian dipilih karena memang itu potensi utama Desa Jaten,” beber Budianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya