SOLOPOS.COM - Sejumlah tukang sedang bekerja membangun SDN 02 Kadokan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (27/11/2013) siang. Bangunan sekolah tersebut diproyeksikan sebagai tempat pengungsian korban banjir. ( Kurniawan/JIBI/Solopos)

Sejumlah tukang sedang bekerja membangun SDN 02 Kadokan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (27/11/2013) siang. Bangunan sekolah tersebut diproyeksikan sebagai tempat pengungsian korban banjir. ( Kurniawan/JIBI/Solopos)

Sejumlah tukang sedang bekerja membangun SDN 02 Kadokan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (27/11/2013) siang. Bangunan sekolah tersebut diproyeksikan sebagai tempat pengungsian korban banjir. (
Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Usulan pembangunan rumah panggung untuk mengatasi persoalan banjir tahunan Sungai Bengawan Solo di Dusun Nusupan, Kadokan, Grogol, tidak masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2014 Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal rencananya, rumah panggung akan digunakan sebagai lokasi pengungsian korban banjir. Hal itu terungkap saat rapat I Badan Anggaran (Banggar) DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukoharjo, Selasa (26/11/2013), di Gedung Dewan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukoharjo, Agus Santosa, kepada Solopos.com, Rabu (27/11/2013), mengatakan usulan pembuatan rumah panggung memang belum dimasukkan dalam rencana anggaran tahun depan. “Rumah panggung sengaja tidak kami masukkan,” katanya.

Alasannya, Agus menjelaskan, penanganan pengungsi korban banjir di Dukuh Nusupan bisa dilakukan di bangunan SDN 02 Kadokan yang saat ini sedang dalam proses pembangunan. Proses pembangunan SD tersebut ditarget rampung pada 28 Desember mendatang.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, selain rumah panggung, ada beberapa usulan dari anggota Dewan yang belum masuk dalam perhitungan anggaran TAPD. Banggar DPRD memberikan waktu 11 hari kepada DPU untuk mencermati kembali draf perhitungan anggaran. Menanggapi hal itu, Sekda mengatakan, beberapa usulan yang belum masuk tersebut lantaran masih membutuhkan kajian mendetail mengenai aspek teknis dan hukum. Aspek teknis seperti kemungkinan adanya duplikasi program (double anggaran) antar SKPD.

Disinggung kemungkinan adanya tambahan defisit anggaran, menurut Sekda belum tentu. Pasalnya bila memang terjadi duplikasi anggaran, artinya tidak akan ada tambahan nilai belanja. “Defisit Rp71 miliar kemarin itu kan karena kami menggunakan asumsi perhitungan silpa [sisa lebih perhitungan anggaran] tahun 2013,” ujarnya.

Sementara berdasarkan pengamatan Solopos.com, Rabu siang, pembangunan SDN 02 Kadokan terus dikebut. Pelaksana proyek dari CV Manunggal Jaya Sukoharjo mengerahkan 32 tenaga kerja untuk menyelesaikan proyek senilai Rp724.727.000 tersebut. Pelaksana lapangan dari CV Manunggal Jaya, Joko Sunarto, 50, mengatakan saat ini pembangunan sekolah sudah mencapai 76 persen. Pihaknya optimistis bisa merampungkan proyek tepat waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya