SOLOPOS.COM - Mahasiswa pencinta alam Universitas Indonesia (UI) Jakarta melakukan penelusuran goa dan sungai bawah tanah di Luweng Grubug di Dusun Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Semanu Gunungkidul, Juni lalu. Luweng Grubug berada di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu menjadi saksi bisu sejarah penghilangan sekitar 600 orang yang menjudi korban dalam pemberantasan sisa-sia PKI di era tahun 1966-1968. Luweng vertival berkedalaman 90 meter ini kini menjadi wisata minta khusus yang dikelola pihak swasta. (Foto: Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, WONOGIRI – Selama sepekan terakhir berita tentang pencarian mulut luweng di Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, cukup menyedot perhatian publik.

Sebagai informasi, luweng adalah sumur dalam yang berada di dalam gua di pegunungan, khususnya kawasan karst. Luweng berfungsi sebagai penampung air, sehingga sangat perlu dilestarikan untuk menanggulangi bencana banjir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jika tempat resapan air alami ini tersumbat, maka wilayah perbukitan yang biasanya aman bisa saja tergenang banjir. Mulut luweng harus bersih dari segala sumbatan seperti sampah, daun dan ranting kering, batu, maupun tanah.

Baca juga: Ini Loh Fungsi Luweng di Pracimantoro Wonogiri yang Hilang 

Ekspedisi Mudik 2024

Dikutip dari Detik.com, Senin (15/2/2021), Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan ada ratusan luweng tersebar di wilayah Wonogiri bagian selatan, yakni di Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Giriwoyo, dan Giritontro. Lantas, apakah luweng hanya ada di Wonogiri?

Luweng atau biasa disebut doline maupun sinkhole merupakan cekungan tertutup berbentuk bulat atau lonjong dengan ukuran beberapa meter hingga sekitar satu kilometer yang menjadi ciri khas di kawasan karst.

Baca juga: 4 Kuliner Tradisional Langka di Solo, Pernah Coba?

Gunungsewu

Dalam penelitian Geomorfologi dan Hidrologi Karst dari Fakultas Geografi UGM Jogja disebutkan doline merupakan bentuk lahan yang paling banyak dijumpai di kawasan karst seperti di wilayah Pegunungan Sewu yang merupakan UNESCO Global Geopark yang membentang dari wilayah Bantul, DIY, hingga Pacitan, Jawa Timur, dan melintasi kawasan Gunungkidul serta Wonogiri selatan.

Gunungsewu memiliki 7.280 bukit dengan kawasan karst seluas 1.300 km2. Di bawah bukit karts terdapat gua-gua yang dialiri sungai atau biasa disebut luweng.

Baca juga: Ga Ada Akhlak! Guru Ngaji Ajak 5 Murid Nonton Video Porno Terus Dicabuli Deh

Dengan demikian, luweng bukan hanya berada di wilayah Wonogiri, tetapi juga di Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan. Ada dua luweng di Pacitan, Jawa Timur, yang menjadi objek wisata, yakni Luweng Ombo dan Goa Luweng Jaran. Bahkan Goa Luweng Jaran ini disebut sebagai yang terpanjang di Pulau Jawa. Luweng Jaran di Pacitan adalah gua terpanjang Gunungsewu dengan panjang total mencapai 20 km.

Demikian juga dengan luweng yang berada di Gunung Kidul, DIY yang beberapa di antaranya menjadi objek wisata. meski demikian, fungsi utama luweng adalah membentengi Gunung Kidul dari banjir karena berperan menyerap air pada musim hujan agar air tidak meluap ke rumah warga.

Gua terdalam pada jajaran Gunungsewu adalah Luweng Buh dengan kedalaman 200 m dan gua terpenting sebagai penopang sumber air bagi masyarakat Gunung Kidul adalah Gua Seropan.

Baca juga: Begini Proses Terbentuknya Luweng yang Hilang di Pracimantoro Wonogiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya