SOLOPOS.COM - SLANK DI AL MUAYYAD- Vokalis, Kaka (kedua kanan), bersama grup band Slank, Ki Ageng Ganjur (kedua kiri) dan, Pengasuh Ponpes Al Muayyad, KH Drs Abdul Rozaq Shofawi (ketiga kiri), berdialog dengan dengan santri Pondok Pesantren Al Muayyad Solo, Senin (25/6/2012). Dialog tersebut merupakan bagian dari perjalanan religi Slank bersama Ki Ageng Ganjur. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SLANK DI AL MUAYYAD- Vokalis, Kaka (kedua kanan), bersama grup band Slank, Ki Ageng Ganjur (kedua kiri) dan, Pengasuh Ponpes Al Muayyad, KH Drs Abdul Rozaq Shofawi (ketiga kiri), berdialog dengan dengan santri Pondok Pesantren Al Muayyad Solo, Senin (25/6/2012). Dialog tersebut merupakan bagian dari perjalanan religi Slank bersama Ki Ageng Ganjur. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Suasana begitu cair saat band fenomenal Indonesia, Slank, berbincang dengan para santri Pondok Pesantren (ponpes) Al Muayyad Solo, Senin (15/6) sore. Bagi santri ponpes, kedatangan Kaka cs menghadirkan euforia tersendiri. Mereka pun saling berbagi pengalaman hidup bersama personel Slank. Tak jarang, pertanyaan usil pun meluncur dari santri ponpes binaan Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

“Apa Slank berminat bikin pesantren sendiri? Saya yakin santrinya banyak,” tukas seorang santri, Subhan. Pertanyaan itu pun dijawab ringan sang basis, Ivan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau bikin pesantren, bisa-bisa kami tetap jadi santrinya, bukan kiai-nya,” ujar Ivan disambut tawa para peserta dialog budaya.

Kehadiran band yang sempat tersandung narkoba ini seolah menjadi oasis bagi para santri. Begitupun sebaliknya. Kunjungan dalam rangkaian perjalanan spiritual Slank bersama Ki Ageng Ganjur ini menorehkan kesan mendalam bagi Abdee dkk.

“Dulu saya sering didatangi ustaz pesantren. Cuman kabur mulu,” canda Kaka yang mengaku sempat masuk pesantren saat penyembuhan narkoba.

Bagi Slank, stigma teroris yang dilekatkan sebagian orang kepada pesantren sama sekali tak berdasar. Drumer Slank, Bimbim, mengaku nyaman saat bertemu warga pesantren.

“Pesantren bukan sebuah kekasaran, anarkisme. Justru saya merasa aman saat dekat dengan orang pakai kopiah. Imej teroris kan baru dibentuk akhir-akhir ini dan ga sukses juga. Hanya orang gila yang bilang orang berkopiah dan bersarung itu teroris,” ucap Bimbim.

Pengasuh ponpes Al Muayyad, KH Abdul Rozaq Shofawi, mendukung sepenuhnya perjalanan Slank ke berbagai pesantren, termasuk Al Muayyad. Menurut dia, kehadiran grup musik seperti Slank diharapkan menjadi pesan bahwa ponpes bukanlah sarang teroris.

Sebelum berdialog bersama santri, personel Slank tampak menikmati makanan khas Solo yang disajikan. Makanan seperti nasi liwet dan selat Solo menjadi pelampiasan Ridho dkk setelah menjalani perjalanan dari Magelang. Malam harinya, Slank dijadwalkan tampil bersama kelompok Ki Ageng Ganjur besutan Dr Zastrouw Al Ngatawi dalam konser Djarum Coklat Xtraligi di Stadion Sriwedari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya