SOLOPOS.COM - Seorang pedagang bernama Warsono menjual bahan pangan di Pasar Beringharjo, Senin (5/6/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Daerah TPID DIY yang telah dilaksanakan sebelumnya

Harianjogja.com, JOGJA-Meningkatnya administered prices seperti biaya perguruan tinggi membuat DIY mengalami inflasi 0,13%. Namun, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY memiliki jurus-jurus untuk menjaga inflasi Jogja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Ketua TPID DIY Budi Hanoto mengungkapkan, TPID DIY senantiasa melakukan langkah-langkah guna menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian inflasi daerah, Pemda DIY melaksanakan penandatanganan kesepakatan bersama dengan Koperasi Pedagang Pasar Indonesia Nusantara (Koppasindo Nusantara) yang merupakan model kerja sama Government to Business (G to B). Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Daerah TPID DIY yang telah dilaksanakan sebelumnya.

“TPID dan pemprov baru saja bekerjasama dengan Koppasindo Nusantara, jadi kami harap pasokan di bulan-bulan mendatang akan semakin baik,” papar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY ini, Rabu (4/10/2017).

Tujuan dari kesepakatan bersama ini untuk membangun sinergi dalam rangka penguatan kapasitas pedagang dan kelembagaan koperasi pasar di DIY, serta mewujudkan tata niaga pangan yang lebih efisien, memperkuat posisi tawar pedagang, dan senantiasa menjamin ketersediaan bahan pangan.

“Melalui sinergi dan koordinasi yang erat antara Pemerintah Daerah DIY dan Bank Indonesia, inflasi DIY diharapkan tetap terjaga dalam rentang target inflasi sebesar 4±1 persen,” jelas Budi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DIY tingkat inflasi Jogja pada September sama dengan angka inflasi nasional. Angka tersebut mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang cenderung mengalami deflasi.

Kepala BPS DIY, JB Priyono mengatakan komoditas biaya perguruan tinggi menjadi salah satu pemicu inflasi September. Biaya akademi ini tercatat mengalami kenaikan 2,79%, serta adanya kenaikan pada komponen angkutan udara sebesar 3,19%.

“Selain itu, komoditas lain yang turut memengaruhi inflasi yakni beras, besi beton dan kontrak rumah,” imbuh Priyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya