SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di penghujung tahun dan menjelang tahun baru, kita sering mendengar kata resolusi. Kata resolusi baru populer digunakan pada pergantian tahun dari periode 2007 ke 2008. Pada periode tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah muncul kata resolusi menjelang pergantian tahun. Paling-paling kata resolusi ini sering muncul di berita-berita tentang PBB , yaitu resolusi PBB kepada Irak.

Resolusi PBB pada Iran, dan lainnya. Kalau ditebak-tebak, maksud resolusi di atas memiliki pengertian sebagai janji atau komitmen yang ingin diraih atau diwujudkan oleh seseorang pada 2010.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Tetapi apakah benar penggunaan kata resolusi di atas? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005), mencari apa arti kata resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang), pernyataan tertulis, biasanya berupa tuntutan tentang suatu hal. Dari kamus bahasa itu bisa dipahami bahwa arti kata resolusi adalah tuntutan kepada pihak lain, di luar diri sendiri. Misalnya masyarakat membuat resolusi penurunan harga BBM kepada pemerintah.

Jadi rasanya kurang tepat, bila penggunaan kata resolusi ditujukan pada diri sendiri. Bila memang  mempunyai tuntutan pada diri sendiri, akan lebih tepat menggunakan kata janji atau komitmen dari pada kata resolusi.

Namun, dalam hal ini, kita tidak perlu memasalahkan istilah di atas. Yang dimaksudkan tulisan dibawah ini adalah serangkaian komitmen atau janji yang akan dilakukan di tahun mendatang. Sebuah perubahan kebiasaan untuk menuju hidup yang lebih berkualitas. Intinya semacam pernyataan diri untuk bersikap atau berbuat sesuatu yang lebih baik setahun ke depan atau ketetapan hati (kebulatan tekad) untuk setia melaksanakan apa yang sudah disepakati seseorang dengan dirinya sendiri. Resolusi sendiri memiliki banyak bidang, misalnya resolusi di bidang hukum, resolusi di bidang seni, resolusi di bidang ekonomi, serta resolusi lainnya.

Apa saja resolusi yang paling jamak dilakukan oleh banyak orang? Menurut beberapa bacaan yang sudah ada selama ini, bagi kebanyakan orang ada beberapa hal yang biasa menjadi ketetapan hari di tahun yang baru, beberapa di antaranya menurukan berat badan (bagi mereka yang mengalami obesitas), berhenti merokok, merencanakan dan mentaati anggaran rumah tangga, menabung lebih disiplin atau menghasilkan uang lebih banyak, menemukan pekerjaan yang lebih baik, hidup lebih tertib dan teratur, lebih rajin berolahraga, lebih sabar dengan orang lain, makan lebih berkualitas, menjadi orang yang lebih baik

Semua itu tidaklah salah untuk dilakukan sebagai bentuk resolusi pada 2010. Namun, ada hal yang lebih urgen dari sekadar resolusi di atas, yakni membenahi kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih strategis. Minimal ada tiga isu strategis yang tengah dihadapi bangsa di bidang ekonomi, yakni pertama adalah membengkaknya utang luar negari (ULN), merajalelanya korupsi, dan perubahan iklim yang demikian mencoloknya. Ketiga masalah itu saling terkait erat dan menghasilkan dampak kerusakan yang luar biasa besarnya. Bayangkan, outstanding ULN Indonesia selama kurun waktu 2004 hingga 2009 terus meningkat dari Rp 1.275 triliun menjadi Rp 1.667 triliun.

Jadi perekonomian kita ternyata tetap bertumpu pada utang. Bila ULN tersebut ternyata dikorupsi atau kelak tak terbayar sesuai dengan janji, jelas akan ada krisis yang mengorbankan banyak orang di negeri kita. KKT Perubahan Iklim PBB, yang baru berakhir di Kopenhagen, ternyata tidak mampu mendorong para pengambil kebijakan, khususnya para kepala negara dari negara maju untuk membuat keputusan yang tegas.

Kesepakatan Kopenhagen
Kesepakatan Kopenhagen untuk mengurangi suhu bumi, ternyata jatuh menjadi mekanisme jual beli karbon, yang ujung-ujungnya juga duit. KTT Kopenhagen belum mampu meredam keserakahan dan ketamankan negara-negar maju atas negara-negara kecil dan miskin yang menjadi korban dari perubahan iklim.

Ini semua akibat pemanasan global akibat kerusakan lingkungan yang sangat parah. Ajakan untuk mendesak adanya aksi nyata dari negara-negara maju untuk melindungi lngkungan hidup ternyata tidak digubris. Maklum, dengan teknologi yang dimiliki, kabarnya negara-negara maju sudah bisa menghadapi perubahan iklim yang di negara-negara miskin telah menyebabkan jutaan orang menjadi korban perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim. Bahkan kini badai salju yang menimpa negara-negara di kawasan Eropa dan AS, telah menelah ratusan korban jiwa. Mereka seharusnya memahami persoalan ini, karena sudah menjadi korban ulahnya sendiri.

Oleh sebab itu, jangan pernah bermimpi mengubah dunia seperti semudah membalikkan telapak tangan. Perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil-kecil dan dimulai dari sekarang ini, bukan menundanya besok atau lusa. Inilah yang bisa masuk dalam agenda resolusi Anda pada 2010.

Misalnya, tekad untuk berhenti dari kegiatan korupsi, dalam segala hal, apapun bentuknya. Entah itu korupsi waktu, tenaga, pikiran atau bahkan uang. Kita berhenti mencuri sesuatu yang bukan merupakan hak kita. Nah, bisa dibayangkan, kalau semua orang bisa melakukan hal yang sama,  negeri ini akan terbebas dari korupsi, maling, perampok dan perompak uang negara.

Resolusi kecil lainnya bisa dibuat dengan cara membangun habits baru dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, membersihkan mobil/motor dengan menggunakan ember, bukan selang air (berarti menghemat air), mandi dengan mengunakan shower bukan gayung (kiat menghemat air), menggunakan dan menghemat kertas di kantor seefisien mungkin, misal foto copi bolak-balik (berarti melestarikan hutan), menanam pohon sedikitnya setahun sekali (melestarikan lingkungan), menggunakan angkutan non-BBM seperti sepeda ke kantor atau ke sekolah (menghemat BBM, mengurangi polusi), tidak membuang sampah sembarangan (bersih lingkungan) dan aksi nyata lainnya. Nah, gabungan kebiasaan di atas, kalau dilakukan serempak oleh banyak orang akan menghasilkan kekuatan perubahan yang maha dahsyat!!     

Oleh sebab itu, mengakhir periode 2009 yang tinggal dua hari lagi, kita harus bertekad untuk membuat resolusi spektakuler yang bisa memengaruhi lingkungan di sekitar kita, bahkan yang lebih besar lagi, memengaruhi Indonesia, dan dunia. Kalau ini bisa kita lakukan, niscaya kehidupan yang lebih berkualitas akan dapat kita raih bersama. Bukankah semuanya itu tergantung pada kita. Selamat membuat resolusi yang berdampak global…

Oleh Susidarto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya