SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo [SPFM], Rencana Pemerintah yang akan membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ditanggapi berbagai pihak, termasuk pengelola SPBU. Reaksi tersbeut mengemuka, meski pemerintah juga memberikan opsi terkait dengan pembatasan BBM tersebut yaitu dengan menggatikan BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG).

Pengawas SPBU Lor Beteng Danang Romi Wijaya saat ditemui, Jumat (20/1) berpendapat, opsi yang ditawarkan pemerintah tidak logis. Selain itu, jika harus menggunakan BBG, nilai investasi yang harus dikeluarkan setiap SPBU cukup mahal. Danang menilai, langkah logis yang dapat ditempuh oleh pemerintah adalah dengan menaikkan harga premium.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia menjelaskan, kenaikan tersbeut sebaiknya dilakukan secara bertahap. Danang mencontohkan, pemerintah dapat menaikkan harga BBM Rp 500 dan dalam 3 atau 6 bulan setelah itu pemerintah dapat menaikkan BBM lagi.

Danang mengungkapkan, selain itu pergantian dari BBM ke BBG juga memerlukan investasi yang cukup mahal bagi pengguna kendaraan. Hal itu disebabkan harga converter gas yang mencapai Rp 15 juta dinilai sangat mahal. [SPFM/hen]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya