SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampel penelitian. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ilmuwan dari Pusat Penelitian Ilmiah Prancis tengah meneliti kembali sejumlah virus zombie yang ditemukan di darat beku (permafrost) Siberia, apa itu? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Adapun virus tersebut telah berusia 50.000 tahun. Virus tersebut pun kembali hidup karena daratan yang mulai mencair akibat pemanasan global

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para peneliti pun menamai virus tersebut sebagai Pandoravirus yedoma. Nama tersebut disesuaikan dengan ukuran hingga jenis tanah permafrost tempat virus tersebut ditemukan.

Baca Juga: WHO Ubah Nama Monkeypox Jadi Mpox

Ekspedisi Mudik 2024

“Karena pemanasan global, permafrost yang mencair secara permanen melepaskan bahan organik yang membeku hingga jutaan tahun, yang sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana,” tutur para peneliti dalam laporan ilmiahnya seperti dikutip dari Sciencealert pada Jumat (2/12/2022).

Untuk mengetahui apa itu virus zombie, ketahui terlebih dahulu alasan di balik penyebutan tersebut. Alasan virus tersebut dikaitkan dengan zombie adalah karena dapat menular walau telah membeku di lapisan es yang dalam selama ribuan tahun. Selain itu, layaknya zombie, virus tersebut seakan tidak dapat mati.

Walau begitu, jangan khawatir berlebihan. Para ilmuwan menyatakan bahwa virus tersebut hanya menyerang organisme bersel tunggal sehingga tidak berbahaya bagi manusia.

Baca Juga: Belajar dari KLB di Aceh, Ketahui Polio Menular Lewat Apa

Hasil tersebut ditemukan oleh penelitian yang dipimpin ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari French National Centre for Scientific Research.

Kini, terdapat 13 sampel virus yang tengah diteliti oleh para ilmuwan untuk mengetahui apakah akan menjadi ancaman bagi manusia di masa depan. Hal itu terutama dengan semakin mencairnya lapisan permafrost sehingga memungkinkan virus-virus lainnya yang tengah tertidur untuk bangun kembali.

Selain virus zombie tersebut, ditemukan pula bulu mammoth hingga usus serigala yang terkubur di bawah permafrost. Penemuan tersebut pun dikhawatirkan menjadi pendukung bahwa terdapat virus menular yang mungkin dapat aktif kembali.

Baca Juga: Sering Dibutuhkan, Kualitas Toilet Umum Belum Diperhatikan

“Situasinya akan jauh lebih berbahaya jika tanaman, hewan, atau penyakit manusia disebabkan oleh kebangkitan virus kuno yang tidak diketahui,” tulis para peneliti.

Tim peneliti memang telah dibentuk untuk menggali virus di Siberia. Sebelumnya, mereka sempat menemukan sebuah virus berusia 30 ribu tahun yang kembali aktif karena mencairnya es abadi tersebut.

Dengan penemuan terbaru virus berusia 50 tahun tersebut, para ahli dan ilmuwan sepakat bahwa ini adalah permulaan untuk mengeksplorasi apa yang tersembunyi di bawah permafrost.

“Jika peneliti benar-benar mengisolasi virus hidup dari permafrost kuno, kemungkinan virus mamalia yang lebih kecil dan lebih sederhana juga akan bertahan dalam keadaan beku selama ribuan tahun,” tutur ahli virologi asal University of California, Eric Delwart.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya