SOLOPOS.COM - Ilustrasi bekerja di depan komputer. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Penjualan tiket konser Coldplay di Jakarta diduga diwarnai praktik bot, lalu apa itu bot yang biasanya dipakai dalam war tiket? Simak ulasannya di info teknologi kali ini.

Sebagaimana diketahui banyak warganet mengeluhkan praktik kecurangan tersebut saat penjualan tiket konser Coldplay di Jakarta beberapa waktu lalu. Alhasil, banyak yang tak kebagian tiket.  “Jahat bgt yg war tiket coldplay pake bot trs belinya borongan buat dijualin lg,” cuit @bettercalls*** dikutip dari Twitter pada Sabtu (20/5/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Gaib emang ni war tiket coldplay.. 6 orang war kagak ada yg masuk. Kalah ama bot,” cuit @nellain***.

“War tiket coldplay pd pake bot wqwq,” cuit LIfe_is***.

Sementara itu komunitas bitcoin Indonesia Sarjana Crypto mengunggah video di Instagramnya @sarjanacrypto yang diduga merupakan aktivitas calon pembeli tiket Coldplay yang memanfaatkan praktik bot dan autoclicker untuk mendapatkan tiket saat war tiket konser Coldplay Jakarta. Dalam video tersebut, terlihat beberapa komputer yang tengah melakukan proses pembelian secara otomatis.

“Situ nge war manual? Dih…,” demikian keterangan unggahan tersebut seperti dikutip Solopos.com pada Sabtu (20/5/2023).

Lalu apa itu bot yang kerap dipergunakan dalam war tiket secara online? Dikutip dari gueue_it.com, Sabtu, bot tiket, juga dikenal sebagai “bot calo”, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membantu membeli tiket dengan melakukan tugas otomatis seperti menghapus detail harga, memeriksa inventaris kursi yang baru dirilis, atau membeli dan menjual kembali tiket.

Bot tiket biasanya meniru perilaku pengguna manusia, hanya lebih cepat dan dalam volume yang lebih besar. Ini berarti bot calo ini dapat menemukan dan membeli tiket secara tidak adil dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh pelanggan manusia.

Sebanyak 1.000 lebih tiket konser bisa dibeli oleh satu bot dalam satu menit dan 15.000 lebih tiket dibeli oleh dua bot dalam sehari. Hingga 7.000% markup untuk tiket di pasar sekunder. Ini hanyalah beberapa poin data bot tiket yang disorot oleh Jaksa Agung New York.  Bot tiket mengambil uang dari kantong penggemar asli dan membuat penjualan tiket online tidak adil.

Itu sebabnya semua orang mulai dari politisi hingga musisi hingga aliansi penggemar berjuang untuk menghentikan bot membeli tiket dan mengembalikan keadilan pada penjualan tiket. Itu sebabnya organisasi tiket online berada di garis depan pertempuran melawan bot tiket.

Bot adalah masalah besar di dunia penjualan tiket, menghasilkan hampir 40% dari semua lalu lintas situs penjualan tiket. Itu adalah salah satu alasan utama Anda tidak bisa mendapatkan tiket untuk melihat artis, tim olahraga, atau acara langsung favorit Anda.

Bot tiket menggunakan perangkat lunak untuk menjalankan tugas otomatis berdasarkan instruksi yang diberikan pembuat bot. Bot membeli tiket konser secara massal dengan menggunakan kecepatan untuk membeli tiket lebih cepat dari orang biasa, dan volume untuk melewati batas pembelian tiket.

Kesamaan yang dimiliki semua bot tiket adalah bahwa mereka memberi orang yang menggunakan bot keuntungan yang tidak adil. Jika pembeli adalah atlet, menggunakan perangkat lunak bot tiket sama dengan doping.

Setelah tahu apa itu bot dalam war tiket, ketahui pula apakah hal ini ilegal?  Menggunakan bot untuk membeli tiket adalah ilegal di sebagian besar negara Barat. Scalping—praktik membeli tiket dengan maksud untuk dijual kembali demi keuntungan—juga dilarang di sebagian besar dunia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya