SOLOPOS.COM - Bebek Goreng H. Slamet di Jl. Sedahromo Lor, Kartasura, Sukoharjo, Jateng. (Google Street View)

Solopos.com, SUKOHARJO — Apa itu bebek apkiran yang digunakan oleh kuliner legendaris Bebek Goreng Haji Slamet Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah?

Kuliner bebek goreng dari warung yang berpusat di Jl Sedahromo Lor, Kartasura ini dikenal legendaris karena sudah ada sejak 1986. Rasa dan tekstur bebeknya pun khas sehingga tetap bertahan hingga sekarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu faktornya ternyata dipengaruhi oleh jenis bebeknya. Adapun bebek yang digunakan adalah bebek apkiran.

Baca Juga: Ini Rahasia Bebek Goreng Haji Slamet Kartasura Terkenal hingga Sekarang

Mengutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU online), Bebek Goreng Haji Slamet menggunakan bebek apkiran, yakni bebek yang sudah memasuki usia dua tahun dan sudah bertelur sebanyak empat kali.

Alasan utama menggunakan bebek apkiran dikarenakan dagingnya tak mudah hancur saat dimasak dan juga bumbunya lebih meresep serta tekstur dagingnya terasa lebih empuk dan renyah.

Baca Juga: Ini Efek Invasi Rusia ke Ukraina Bagi Indonesia, Berdampak Positif?

Bukan hanya itu saja, yang menjadi spesial dari bebek goreng di sini adalah sambalnya. Warung yang didirkan H Slamet dan juga istri, Hj Baryatin ini juga menyajikan sambal andalan, yakni sambal korek.

Baca Juga:  Kamu Bisa Dapat Mobil Daihatsu Rocky Seharga Rp120.000, Kok Bisa?

Sambal korek di Bebek Goreng Haji Slamet terbuat dari cabe rawit yang ditambah bawang dan garam serta diulek kasar. Biar semakin nikmat, sambal yang sudah jadi disiram minyak goreng panas bekas untuk menggoreng bebek.

39 Cabang Bebek Goreng Haji Slamet

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, warung ini ternyata didirikan hanya bermodal Rp10.000 saja. Dengan modal tersebut, Baryatin mengaku bekerja keras untuk menekuni bisnis kuliner tersebut. “Saya dan bapak sebagai hamba Allah, yang memiliki tujuh anak dan tujuh cucu [pada 2011], senantiasa bekerja dan bekerja, selanjutnya diserahkan kepada Allah Yang Maha Kuasa,” ujar Baryatin pada 2011 silam.

Dari hasil kerja kerasnya itu, kini bebek goreng ini mempunyai 39 cabang yang tersebar di Indonesia, seperti Soloraya, Jogja, Bandung, Jakarta Palembang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin, dan Bali.

Baca Juga: Diduga Pesan Paket Organ Tubuh Manusia, Siapa Desainer Arnold Putra?

Setelah sukses dengan bisnis tersebut dan mendapatkan keuntungan yang luar biasa, Slamet dan keluarganya mendirikan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an di kampung Sedahromo Lor, Kartasura, tak jauh dari kediamannya, pada 2010 silam.

Meski sukses berbisnis kuliner, Slamet dan keluarganya rutin melakukan kegiatan agama. Sejak 2000 lalu, Slamet dan keluarganya selalu mengadakan pengajian rutin di kediamannya setiap Minggu malam dengan dihadiri sekitar 250 jemaah. “Bapak itu gemar, senang pengajian, berjanjen, terbangan, kumpul-kumpul dengan orang ngaji,” jelas Baryatin.

Baca Juga: Wah BSI Lagi Promo KPR 1,11% & Bebas Admin, Bergaji UMP Bisa Apply Hlo!

Pemilik Bebek Goreng Haji Slamet, Slamet Hartono sendiri telah meninggal dunia pada usia sekitar 70 tahun pada Senin (30/9/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya