SOLOPOS.COM - Ilustrasi spirit doll. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Tak sedikit orang tua khawatir terhadap dampak jika anak terlalu banyak menonton konten spirit doll yang sekarang ini banyak bertebaran di Youtube.  Pasalnya anak  belum dapat membedakan mana realitas dan mana yang hanya fantasi.

Lalu bagaimana pandangan psikolog jika anak terlalu banyak menonton konten spirit doll? Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto jika anak terlalu banyak menonton konten spirit doll tentu ada bakal ada dampak bagi anak.  Mereka dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan.

Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup. “Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung,” ujar Kasandra seperti dikutip dari Antara pada Minggu (9/1/2022).

Baca Juga: Anggap Boneka Arwah Sebagai Anak, Mungkinkah Pertanda Delusi?

Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik. “Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma,” imbuh Kasandra.

Oleh karena itu, orang tua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.  Saat ini, spirit doll sedang sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya. Biasanya spirit doll berbentuk bayi dan para pemilik merawatnya layaknya anak sendiri.

Menurut Kasandra, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

Baca Juga: Ini Pendapat Roy Kiyoshi Soal Spirit Doll atau Boneka Arwah

Selain itu, lanjut dia, adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi, misalnya perasaan kesepian atau tidak memiliki banyak teman sehingga menggunakan  spirit doll sebagai pengganti.  Kemudian, kebutuhan untuk berimajinasi dengan peran tetantu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Misalnya, spirit doll dapat menjadi pengganti anak bagi mereka yang menginginkan anak.

“Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin [sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka],” imbuh Kasandra.

“Sebenarnya wajar-wajar saja untuk bermain dengan spirit doll selama pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka dan tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman,”  bebernya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya