SOLOPOS.COM - Jaswadi menunjukkan pengumuman hasil seleksi perdes yang menempatkan namanya di urutan pertama untuk jabatan sekretaris desa. Foto diambil di rumahnya di Dukuh Jengkilung, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Kamis (15/10/2020). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Seleksi perangkat desa (perdes) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah sudah digelar serentak pada 2018 lalu. Meski sudah dua tahun berlalu, seleksi itu ternyata masih menyisakan cerita pedih bagi Jaswadi, 43, warga Dukuh Jengkilung RT 18, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.

Kisah yang dialami Jaswadi itu bermula ketika ia mendaftar sebagai sekretaris desa (sekdes) di desanya dalam seleksi perdes yang digelar pada 2018 lalu. Setelah melalui berbagai tahapan seleksi mulai dari penelitian berkas, uji kompetensi oleh pihak ketiga, dan lain-lain, hasil seleksi perdes itu diumumkan pada 8 Agustus 2018.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada saat itu, nama Jaswadi menduduki peringkat pertama dengan total nilai 58,767. Sementara pesaing dia, JM, menduduki peringkat kedua dengan total nilai 57,667.

Pengumuman itu sudah terpasang di balai desa pada Rabu 8 Agustus 2018. Dengan pengumuman itu, Jaswadi merasa lega karena tak lama lagi bakal dilantik menjadi sekdes.

Ekspedisi Mudik 2024

Remas Dada Murid, Guru Ngaji: Saya Khilaf Lihat Dia Montok

Akan tetapi, sesuatu yang tidak terduga terjadi tiga hari setelah pengumuman seleksi perdes. Tanpa alasan yang jelas, nilai dari Jaswadi dianulir dari 58,767 menjadi 57,43 atau berada di bawah nilai dari JM.

"Sesuai jadwal, pengumuman seleksi perdes itu hanya digelar sehari. Tapi, mengapa ada revisi pengumuman tiga hari berselang yakni Sabtu, 11 Agustus. Pengumuman pada 11 Agustus itu ditempel hanya sebentar, pagi dipasang, siang sudah tidak ada," ujar Jaswadi saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (15/10/2020).

Minta Klarifikasi

Jaswadi yang sehari-hari bekerja sebagai guru honorer itu sebenarnya sudah melayangkan surat permintaan klarifikasi atas terjadinya perubahan nilai seleksi perdes di Pendem Sragen yang membuat ia tidak jadi dilantik sebagai sekdes.

Akan tetapi, surat klarifikasi itu tidak mendapat tanggapan dari HD, kepala desa yang menjabat pada saat itu.

Bahkan saat HD sudah melenggang menjadi wakil rakyat di DPRD Sragen, Jaswadi belum mendapat kejelasan terkait alasan terjadinya perubahan nilai dalam seleksi perdes itu.

"Atas dasar apa perubahan nilai itu dilakukan? Atas dasar apa pengumuman itu diubah tanpa ada pemberitahuan yang jelas. Kalau memang ada kesalahan pemberkasan, mungkin ada surat yang keliru, seharisnya saua diberi tahu. Kalau benar-benar ada kekeliruan, buat berita acara dan saya akan tanda tangani itu. Saya ikhlas tidak jadi sekdes kalau memang benar ada kekeliruan yang membuat nilai saya berkurang. Tapi, tidak adanya penjelasan dari panitia atau kepala desa itu membuat saya merasa terzolimi," papar Jaswadi.

Hingga beberapa bulan setelah insiden pengumuman seleksi perdes yang dianulir itu, Jaswadi merasa seperti orang linglung. Beberapa teman yang menawarkan diri membantunya justru ia tolak. Pada saat itu, ia merasa membicarakan seleksi perdes sama halnya akan menambah rasa sakit di dada.

"Selang beberapa bulan, saya berpikir. Saya ini dizolimi tapi kok malah diam saja. Tapi, karena saat itu saya mencalonkan diri sebagai kades di Pilkades [pada 26 September 2019], saya berusaha berbuat baik kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang mengagalkan saya sebagai sekdes. Walau akhirnya saya kalah dalam pilkades dengan selisih 73 suara," ucap Jaswadi.

Lapor Polisi

Setelah berkonsultasi dengan lembaga bantuan hukum asal Kota Solo, Jaswadi memberanikan diri melaporkan kasus yang dialaminya itu ke Polres Sragen sekitar Juli lalu. Dalam hal ini, pihak terlapor adalah HD, mantan kades yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Sragen.

Dia melaporkan HD karena ada indikasi kecurangan dalam seleksi perdes di Pendem Sragen yang membuat ia dibatalkan meraih poin tertinggi dalam pengumuman hingga membuatnya gagal menjadi sekdes.

Apes! Pasangan Mesum di Tepi Jalan Terciduk Kamera Google

Hingga berita ini diturunkan, Solopos.com belum mendapat konfirmasi dari HD. Saat dihubungi beberapa kali melalui telepon, yang bersangkutan tidak mengangkat. Saat dikirimi pesan melalui aplikasi Whatsapp, HD hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya