SOLOPOS.COM - Virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) (JIBI/Reuters)

Solopos.com, SOLO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada 35 kabupaten/kota di Jateng, termasuk di Soloraya untuk melakukan sosialisasi antisipasi penyakit Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov).
Kebijakan Dinkes tersebut dilakukan menyusul adanya 16 pasien suspect Mers-Cov di Jateng.

“Kami mohon kepada media jangan membuat masyarakat resah. Virus itu memang ada di Timur Tengah, tetapi di Jateng belum ditemukan kasus Mers. Sebanyak 16 suspect Mers beberapa waktu lalu ternyata hasilnya negatif. Jadi, ketika baru suspect jangan langsung mengatakan positif, tetapi harus dites di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan,” tegas Plt Kepala Dinkes Jateng, Punky Samhasta, saat ditemui wartawan, seusai mengikuti apel antisipasi krisis kesehatan akibat konflik sosial di Manahan, Banjarsari, Solo, Rabu (14/5/2014).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Punky mengimbau kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Selama masyarakat sehat, gizi terpenuhi, tidur cukup, pakai masker bila ada yang batuk, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, kata dia, maka masyarakat insyaallah tidak akan terjangkit virus Mers.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Pungky, Dinkes sudah mengeluarkan surat edaran untuk semua kabupaten/kota di Jateng agar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dan keluarga. Selain itu, jelas dia, Dinkes juga sudah berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota untuk kewaspadaan terhadap virus tersebut. Semua puskesmas dan rumah sakit (RS), lanjut dia, juga diharapkan bisa mengantisipasi dan menangani gejala kasus Mers secara berjenjang.

“Kami juga berkoordinasi dengan tim kesehatan pelabuhan dan bandara. Sesuai dengan imbauan Kementerian Kesehatan, semua pintu masuk dari luar negeri [pelabuhan dan bandara] harus dilakukan pemeriksaan panas tubuh. Penanganan kasus itu hampir mirip dengan kasus plu burung. Jadi, saya kira semua RS tipe B sudah menyiapkan instalasi penanganan penyakit itu,” tegasnya.

RSUD dr. Moewardi di Jebres, Solo termasuk salah satu RS tipe B yang memiliki fasilitas penanganan penyakit Mers-Cov. Menurut Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Jateng, dr Wahyu Setianingsih, saat ditemui wartawan secara terpisah, menambahkan selain RSUD Dr. Moewardi, ada juga RSUD dr. Karyadi di Semarang yang memiliki fasilitas penanganan penyakit Mers.

Menurut dia, penanganannya sama dengan munculnya virus flu burung beberapa wkatu lalu. “Saya kira, ada atau tidak adanya kasus RS tipe B itu wajib menyiapkan sistem dan instalasi yang sudah ada. RS tipe B itu juga ada ruang isolasi. Fasilitas untuk flu burung itu semua bisa digunakan untuk penanganan Mers. Kapasitasnya tergantung RS yang bersangkutan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya