SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja pabrik tekstil (JIBI/Bisnis/Dok)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap investasi tekstil dan sepatu tumbuh agar tidak terjadi PHK.

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap adanya pertumbuhan investasi tekstil dan sepatu seiring dengan dibentuknya bidang khusus yang menangani dua sektor usaha tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami mengharapkan keberadaan bidang khusus yang menangani sektor investasi tekstil dan sepatu ini dapat menjaga tren positif dua sektor tersebut,” kata Kepala BKPM, Franky Sibarani di sela sosialisasi keberadaan desk khusus investasi sektor tekstil dan sepatu di Hotel Grand Candi Semarang, Kamis (15/10/2015).

Khusus untuk di Jawa Tengah, Franky mengatakan pertumbuhan realisasi investasi baru maupun perluasan sektor tekstil dan sepatu tersebut harus diimbangi dengan keberadaan investor yang juga berjalan dengan baik.

“Oleh karena itu, jika investor tekstil dan sepatu khususnya di Jawa Tengah menghadapi masalah, dapat segera menyampaikan ke bidang khusus ini sehingga Pemerintah dapat secepatnya memfasilitasi,” katanya.

Franky mengatakan, jika investor baru terus tumbuh tetapi di sisi lain investor tersebut harus menghadapi masalah maka kondisinya tidak akan baik bagi iklim investasi di Indonesia.

Dalam hal ini, pemerintah perlu hadir untuk memastikan keberadaan investor yang mendapat masalah dapat terfasilitasi dengan baik sehingga tidak perlu ada langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan yang bersangkutan.

Sementara itu, data dari BKPM, realisasi investasi sektor tekstil di Jawa Tengah selama semester I tahun ini senilai Rp2,4 triliun dari 72 proyek. Total proyek tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 25.800 orang.

Jumlah tersebut menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan realisasi investasi tekstil terbesar di Indonesia.

“Kami berharap investor baru dan yang sudah ada di Jawa Tengah dapat sama-sama berkembang sehingga berkontribusi besar dalam menyerap tenaga kerja. Terlebih daya serap tenaga kerja di sektor tekstil 6,5 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan sektor usaha lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya