SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Solopos.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten berencana menambah pusat rehabilitasi medik guna mengantisipasi bertambahnya difabel korban gempa 2006 yang menderita dicubitus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Ronny Roekmito mengatakan pusat rehabilitasi medik sudah dibangun di Gantiwarno pada tahun 2010. Menurutnya, pembangunan pusat rehabilitasi medik itu bertujuan mengurangi potensi penyakit dicubitus atau luka di kulit sampai jaringan dari bawah kulit yang mampu menembus otot dan tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus pada difabel.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di Klaten sendiri, sebanyak delapan difabel korban gempa 2006 meninggal dunia akibat menderita penyakit dicubitus. ”Kami tentu tidak ingin jumlah korban meninggal dunia bertambah sehingga kami ingin menambah pusat rehabilitasi medik di Prambanan,” tukas Ronny saat ditemui wartawan di sela-sela acara Work Shop Sehari bertajuk Dampak dan Upaya Perawatan Luka Dicubitus bagi Difabel untuk Mengurangi Risiko Kematian di Aula Kantor Kecamatan Wedi, Kamis (14/7/2011).

Ronny menjelaskan, antusias difabel korban gempa dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di pusat rehabilitasi medik di Gantiwarno cukup tinggi. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya korban gempa 2006 yang menderita difabel. Di Klaten sendiri terdapat 72 korban gempa bumi yang mengalami Spinal Cord Injury (SCI) atau patah tulang belakang sehingga mengalami kelumpuhan. Sebanyak 23 di antaranya menderita dicubitus yang membutuhkan perawatan secara terus menerus. ”Jika sudah parah, dicubitus bisa menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, para difabel itu harus kerap melakukan kontrol kesehatannya,” kata Ronny.

Ronny menambahkan, pusat rehabilitasi medik itu ditunjang dengan peralatan lengkap. Tempat pelayanan kesehatan itu diampu oleh tenaga ahli yang memadai seperti dokter spesialis saraf, ahli radiologi, dan tenaga perawat. Pelayanan tidak hanya diberikan kepada para difabel korban gempa tetapi juga para penderita stroke. ”Perawatan dicubitus juga harus melibatkan keluarga difabel. Kami meminta keluarga bisa membangkitkan semangat penderita dicubitus,” urai Ronny.

Ketua Perkumpulan SCI Klaten, Supriyadi menyambut baik adanya workshop tersebut. Menurutnya, kegiatan itu sangat bermanfaat bagi para penderita difabel seperti dirinya. ”Masih banyak difabel yang kurang pengetahuan tentang perawatan kesehatannya. Saya berharap, keluarga turut mendukung agar kondisi kesehatan para difabel bisa terus dipantau. Dengan begitu, potensi dicubitus bisa ditekan sedemikian mungkin,” katanya.

mkd

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya