SOLOPOS.COM - Legislator DPRD Jateng Mukafi Fadli memaparkan bahaya radikalisme dan terorisme di Gedung KPRI Sragen, Senin (18/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Lima anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengumpulkan perwakilan sejumlah organisasi massa dan kepemudaan di Sragen, Senin (18/4/2022). Mereka diminta untuk berperan aktif mencegah konflik sosial menjelang Pemilu 2024.

Perwakilan organisasi masyarakat ini dikumpulkan di Gedung KPR Sragen. Sementara kelima anggota DRD Jateng yang mengundang mereka adalah Untung Wibowo Sukawati, Hadi Santoso, Ayuning Sekar Suci, Mukafi Fadli, dan Sriyanto Saputra.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Acara dikemas dalam bentuk forum peningkatan kapasitas masyarakat sipil dalam penyelesaian konflik sosial. Acara ini dimoderatori Kepala Kesbangpol Sragen, Sutrisna.

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mukafi Fadli, dalam acara itu menyebut salah satu konflik sosial itu berupa radikalisme dan terorisme. Teror itu ada di semua kelompok dan terorisme itu kejahatan luar biasa. “Pemerintah harus tegas dalam memberantas terorisme. Terorisme itu juga dilakukan kelompok-kelompok separatis yang mengancam stabilitas negara,“ jelasnya.

Baca Juga: Kontra Narasi Radikalisme dan Pencegahan Terorisme Harus Kolaboratif

Dia menerangkan terorisme ini muncul dari adanya radikalisme yang ada di semua agama. Tindakan radikalisme itu bisa menggunakan cara-cara kekerasan, seperti penculikan, penyanderaan, pembajakan, dan seterusnya. Ciri radikalisme, sambungnya, biasanya mudah berburuk sangka sampai mengkafirkan orang lain.

“Biasanya karakternya juga tertutup dengan masyarakat. Ya, semua itu biarlah dipikirkan negara. Sebagai warga minimal bisa mencegah konflik yang menjurus ke terorisme dan radikalisme dengan cara tepa selira, among rasa, dan nyapeh hawa. Sikap terbuka, toleransi, itu bisa mencegah munculnya radikalisme dan terorismes,“ ujarnya.

Sementara Sriyanto Saputra menerangkan masyarakat berperan dalam penanganan konflik sosial. Dia mengatakan pascareformasi 1998, banyak macam konflik terjadi di Tanah Air yang mengakibatkan instabilitas nasional.

Baca Juga: Santri Milenial Boyolali Digembleng Cara Menangkal Paham Radikalisme

“Dulu konflik itu hanya di desa lewat pemilihan kepala daerah. Pascareformasi, banyak partai politik berdiri untuk terlibat dalam Pemilu. Ke depan masyarakat harus semakin dewasa untuk merespons perkembangan yang ada,“ ujarnya.

Sriyanto menerangkan Sragen terlihat kondusif meski banyak ormas pencak silat. “Sragen ini semua rukun,“ katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya