SOLOPOS.COM - Petugas Polsek Banyudono, Polres Boyolali, membantu proses produksi peti jenazah di rumah perajin peti jenazah, untuk memenuhi kebutuhan peti jenazah yang meningkat di masa pandemi Covid-19 ini, Sabtu (10/7/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Guna mengantisipasi langkanya peti jenazah di masa pandemi Covid-19, anggota Polsek Banyudono, Polres Boyolali, membantu produksi peti jenazah di tempat perajin petinkemas di Kecamatan Banyudono. Hal itu dilakukan karena kebutuhan peti jenazah yang sempat melonjak beberapa waktu lalu.

Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka membantu penanganan Covid-19 di Boyolali. Dia mengatakan beberapa waktu lalu sempat terjadi kelangkaan peti jenazah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya perintahkan seluruh Polsek membantu apapun yang bisa dibantu terkait penanganan Covid-19. Kemarin sempat kesulitan peti,” kata dia, Sabtu (10/7/2021).

Baca juga: Seks Bebas di Gunung Kemukus Sragen: Prostitusi Berkedok Ritual Pesugihan

Ekspedisi Mudik 2024

Dari kondisi tersebut, polisi berupaya untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan peti jenazah tersebut. Kebetulan dari Polsek Banyudono dan Sambi, bersama masyarakat sudah dapat menyiapkan peti kemas tersebut dengan jumlah yang cukup banyak.

Di Polsek Banyudono, petugas bekerja sama dengan penjual peti jenazah untuk memproduksi peti jenazah sendiri dengan jumlah lebih banyak. Tujuannya agar ketika dibutuhkan, barangnya sudah tersedia.

Pembuatan peti jenazah tersebut dilakukan di Desa Ketaon, di sebuah rumah milik perajin peti jenazah, Woro Puji Astuti. Mewakili Kapolres Boyolali, Kapolsek Banyudono, AKP Marjoko, mengatakan sejak sepekan trakhir, sejumlah anggota Polsek Banyudono diterjunkan untuk membantu membuat peti jenazah di lokasi tersebut.

“Kegiatan kami, awalnya karena kebutuhan peti mati meningkat tajam karena banyak pasien Covid-19 yang meninggal. Akhirnya kami melakukan edukasi, kami harapkan penjual peti membuat peti di rumah. Kami bantu dengan personel kami,” kata dia, Sabtu.

Baca juga: Payudara Diraba Pria Saat Syuting di TV, Dinar Candy: Apaan Sih Pegang-Pegang!

Ditargetkan dalam sehari bisa membuat empat jingga lima peti. Selain membantu dalam proses produksi, para Polisi tersebut juga membantu dalam menginfokan ketersediaan peti jenazah itu kepada pihak yang membutuhkan. Sementara untuk transaksi jual beli peti langsung dilakukan dengan penjualnya.

“Kami persiapkan selain untuk kebutuhan Banyudono, kalau ada pihak lain yang membutuhkan, seperti rumah sakit, kami juga siap membantu,” jelas dia.

Sementara pemioik usaha peti jenazah, Woro Puji Astuti, mengatakan sebelumnya pihaknya hanya menjual peti jenazah yang diambil dari Solo. Namun karena permintaan meningkat dan barang dari Solo juga sudah menipis, akhirnya memproduksi sendiri.

Baca juga: Penyanyi Dangdut Cantik Boyolali yang Banting Setir Jadi Petani Ogah Balik Manggung, Ini Alasannya

Dengan dibantu personel Polsek Banyudono, pihaknya bisa membuat lima sampai enam peti dalam sehari. Peti dijual dengan harga antara Rp600.000 hingga Rp1 juta. Dia mengakui permintaan peti jenazah akhir-akhir ini meningkat tajam.

“Lebih banyak saat ada corona. Sebelumnya antara 2-5 peti [permintaan], tapi barang ada. Sekarang semakin banyak yang pesan tapi barang belum siap. Kemarin permintaan banyak, satu rumah sakit butuh 10 peti. Sedangkan yang pesan tidak hanya satu rumah sakit,” lanjut dia.

Bahkan saking banyaknya, dia tidak mampu mencukupi kebutuhan itu. “Sering pintu saya tutup, HP saya matikan karena 24 jam permintaan datang terus. Sedangkan mintanya pasti 10 peti,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya