SOLOPOS.COM - Ilustrasi Dropping Air Bersih (JIBI/dok)

Solopos.com, WONOGIRI–Pengiriman bantuan air bersih atau dropping air bersih ke lokasi bencana kekeringan membutuhkan anggaran senilai kurang lebih Rp8 miliar. Instansi terkait memilih mengoptimalkan pipanisasi dari sumber mata air ke permukiman penduduk.

Sebagai ilustrasi, bencana kekeringan yang melanda wilayah Wonogiri bagian selatan pada 2013 lalu. Kala itu, sedikitnya 77.000 jiwa kesulitan mendapatkan air bersih selama musim kemarau. Sementara jumlah kebutuhan air bersih untuk korban bencana kekeringan sebanyak 185.944.800 liter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah itu didapat dengan asumsi setiap penduduk membutuhkan sebanyak 20 liter/hari selama empat bulan. Sedangkan, tangki air bersih yang disiapkan sebanyak 46.000 unit. Satu tangki air bersih berisi 4.000 liter.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Sundoro, mengatakan terdapat delapan kecamatan yang rawan bencana kekeringan selama musim kemarau. Kedelapan kecamatan tersebut yakni Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro, Giriwoyo, Eromoko, Manyaran, Nguntoronadi dan Batuwarno.

“Diperkirakan jumlah kebutuhan air bersih dan korban bencana kekeringan tak jauh beda dengan data 2013 lalu. Untungnya, masih turun hujan pada dua hari terakhir,” katanya saat ditemui , Jumat (20/6/2014).

Anggaran dropping air bersih ke lokasi bencana kekeringan berasal dari pos bantuan tak terduga (BTT). Saat ini, dropping air bersih mulai dilakukan oleh PDAM Giri Tirta Sari ke wilayah Paranggupito.

Kendati demikian, pihaknya memilih mengoptimalkan pembangunan jaringan pipanisasi dari sumber mata air ke permukiman penduduk. Proyek pembangunan jaringan pipanisasi bakal dikerjakan di lokasi yakni sumber mata air Pureng, Desa Basuhan, Kecamatan Eromoko senilai Rp187 juta, Goa Suruh, Kecamatan Eromoko senilai Rp299 juta dan Duwet, Desa Suci, Kecamatan Pracimantoro senilai Rp144 juta.

“Pengembangan jaringan pipanisasi lebih dioptimalkan lantaran menjadi solusi alternatif untuk mengatasi bencana kekeringan secara permanen. Kalau dropping air bersih kan sifatnya hanya sementara,” papar dia.

Lebih jauh, Sundoro menjelaskan pihaknya telah mengajukan proposal bantuan dana pengeboran sumber mata air Banyutowo di Paranggupito senilai Rp5,4 miliar. Pengeboran sumber mata air Banyutowo menjadi solusi terefektif untuk mengatasi kekeringan di wilayah Wonogiri bagian selatan.

Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Suwartono, menyatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi (rakor) penanggulangan bencana kekeringan maka dropping air bersih dilakukan langsung oleh BPBD Wonogiri. Anggaran dropping air bersih berasal dari pos BTT. Mekanismenya, anggaran dropping air bersih diajukan ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Wonogiri untuk dicairkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya