SOLOPOS.COM - Anggota TNI turut turut membantu warga mendapatkan air bersih dalam oenyaluran air bersih di Kecanatan Wonosegoro, belum lama ini. (Istimewa/Kodim Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mulai mempersiapkan langkah antisipasi munculnya kekeringan. Meskipun sejauh ini belum ada daerah yang mengajukan permohonan penyaluran air bersih yang biasanya mulai sulit didapatkan di beberapa wilayah saat musim kering.

Biasanya bulan Agustus merupakan bulan puncak musim kemarau. Di mana ada beberapa wilayah di Boyolali yang mulai mengalami kekeringan. Untuk mengantisipasi hal itu pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui BPBD mulai mempersiapkan pasokan air bersih.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan sesuai Surat Edaran (SE) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk bulan Agustus tahun ini, kondisinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di mana untuk tahun ini musim kemarau yang terjadi adalah kemarau basah.

Baca Juga: Kemunduran Demokrasi di Tengah Gegap Gempita Elektoral

Artinya masih terjadi hujan di musim ini. Dari kondisi tersebut, hingga saat ini pihaknya juga belum menerima permintaan dari warga mengenai pasokan air bersih. “Sampai saat ini belum ada permintaan dari warga masyarakat, sehingga kami juga belum menyalurkan air bersih, termasuk di wilayah Utara,” kata dia belum lama ini.

Meski begitu, BPBD Boyolali tetap menyiapkan antisipasi terjadinya kekurangan air bersih pada musim kemarau. Sebab ada kemungkinkan, kekeringan akan terjadi ketika memasuki pekan ketiga bulan Agustus.

BPBD telah mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menyiapkan 1.500 tangki bantuan air bersih yang akan disalurkan untuk daerah yang membutuhkan. Selain itu pihaknya akan menyalurkan air bersih dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan yang biasanya turut berpartisipasi.

Di wilayah Boyolali, terdapat tujuh kecamatan yang rawan kekeringan. Di antaranya antara lain Kecamatan Juwangi, Kecamatan Wonosamodro, Kecamatan Wonosegoro, Kecamatan Kemusu, Kecamatan Andong, Kecamatan Selo dan Kecamatan Tamansari.

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, sebelumnya juga mengatakan untuk menghadapi musim kemarau yang biasanya mulai masuk sejak bulan Juli, Pemkab Boyolali telah mempersiapkan pendistribusian air bersih.

Baca Juga: Menikmati Keindahan Kedungjati Lewat Wisata Susur Sungai Oya

“Seperti tahun sebelumnya, nanti akan ada pendistribusian bantuan air bersih. SK tangap darurat kekeringan nanti menyusul melihat situasi. Namun untuk pemetaan semua sudah terpetakan tidak jauh beda dengan tahun lalu,” kata dia belum lama ini.

Pada 2020, penetapan status siaga darurat kekeringan di Boyolali dilakukan mulai 1 Agustus sampai 31 Oktober. Wilayah yang menjadi perhatian di antaranya wilayah Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Tamansari, Musuk, Kemusu dan Selo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya