SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis)

Harianjogja.com, BANTUL- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memetakan lahan sawah di wilayah ini yang rawan kekeringan akibat musim kemarau tahun ini.

“Lahan pertanian yang akan kesulitan air karena dampak kemarau ini ada di daerah hilir, seperti di Srandakan, Kretek, Sanden dan daerah pegunungan yang hanya mengandalkan tadah hujan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, Rabu (18/6/2014).

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Menurut dia, sejumlah daerah itu akan mengalami kesulitan air untuk irigasi pertanian karena air yang mengalir dari hulu atau utara tidak menjangkau hilir wilayah selatan, juga daerah pegunungan yang selama ini digunakan bercocok tanam ketika ada hujan.

“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau tahun ini berlangsung lebih lama, bahkan lampaui batas, sehingga selain berdampak pada suplai air warga juga sektor pertanian,” katanya.

Oleh sebab itu, kata dia diperlukan antisipasi agar kemarau panjang tahun ini tidak berdampak parah bagi pertanian di Bantul, atau mengakibatkan gagal panen atau puso, karena tidak ada pasokan air irigasi ke lahan pertanian.

“Perlu ada antisipasi, ke depan kami akan koordinasi dengan dinas teknis seperti Dinas Pertanian serta Dinas Sumber Daya Air, bagaimana mengatasi dampak kemarau panjang, agar supaya jangan sampai terjadi puso atau gagal panen,” katanya.

Pihaknya mengakui sudah ada laporan dari wilayah pedukuhan Nogosari Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri yang mulai mengalami kesulitan air, bahkan lahan pertanian di beberapa titik wilayah pegunungan itu mulai mengalami kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya